Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Era New Normal, Ketua PBNU Sebut Ajaran Agama Perlu Mengejawantahkan Sikap Untuk Kemaslahatan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Senin, 08 Juni 2020, 16:33 WIB
Era <i>New Normal</i>, Ketua PBNU Sebut Ajaran Agama Perlu Mengejawantahkan Sikap Untuk Kemaslahatan
Ketua PBNU Marsudi Suhud/RMOL
rmol news logo Menyoal tatanan era baru atau new normal mengisyaratkan untuk bersiap hidup bersama pandemik virus corona baru atau Covid-19.

Ketua PBNU Marsudi Suhud mengatakan, perubahan merupakan suatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Tidak hanya Indonesia yang mengalami perubahan akibat pagebluk Covid-19 itu, tetapi negara-negara di dunia juga mengalami hal serupa.

Menyikapi perubahan menuju new normal, setidaknya dibutuhkan modal kuat untuk menghadapi apa yang disebut perubahan.

Agama, para pemeluknya, juga para pemuka agama sedianya bisa mengejawantahkan sikap untuk menghadapi apa yang disebut new normal itu.

"Bagaimana kita menyatukan (harmonisasi) ajaran agama, dengan aturan-aturan, untuk kemaslahatan," ujar Marsudi Suhud saat mengisi diskusi daring bertajuk "The New Normal: Perspektif Agama-Agama" yang diinisiasi oleh Inter Religious Council (IRC) Indonesia, Senin (7/6).

Sebab, lanjut Marsudi Suhud, implementasi nilai-nilai agama, tidak hanya Islam, sejatinya selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri.

Marsudi Suhud menambahkan, dalam Islam perubahan itu sesuatu yang bersifat pasti, terutama bagi manusia. Perubahan itu ada yang berasal dari Allah SWT juga dari manusia itu sendiri perubahan terjadi.

"Perubahan ada dua, taghyiir ijbari (dari Allah SWT) dan tahgyiir ikhtiari (dari manusia). Ada orang yang mau berubah tapi tetap berubah. Ada orang yang tidak mau berubah tapi tetap berubah. Perubahan itu barang pasti," demikian Marsudi Suhud.

Selain Marsudi Suhud, turut hadir sejumlah tokoh dan pemuka lintas agama antara lain; Pendiri IRC Indonesia Din Syamsuddin, Ketua Umum MATAKIN Budi Tanuwibowo, Ketua Umum PP Permabudhi Philip Wijaya, Ketua Prajaniti Hindu KS Arsana, Ketua Komisi Keadilan Perdamaian (KKP) Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Romo Agustinus Heri Wibowo.

Kemudian, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Pendeta Jackvelyn Frits Manuputty, Sekertaris Dewan Pertimbangan MUI Noor Ahmad dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti serta perwakilan pemuka-pemuka agama yang lainnya. rmol news logo article 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA