Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gubernur Puji Kemampuan Tes Harian Sulsel Yang Melebihi Angka Nasional

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Minggu, 07 Juni 2020, 13:24 WIB
Gubernur Puji Kemampuan Tes Harian Sulsel Yang Melebihi Angka Nasional
Gubernur Sulwesi Selatan (Sulsel), Prof HM Nurdin Abdullah/Net
rmol news logo Angka positif Covid-19 di Sulawesi Selatan per Sabtu (6/6) pukul 22.15 WITA adalah sebesar 1.839 kasus, dirawat 1.067, sembuh 679 (36,7 persen), dan meninggal 98 (5,3 persen).

Kenaikan signifikan kasus positif sempat terjadi karena adanya kasus Kapal Lambelu, kondisi pada saat PSBB dimulai dan setelah. SementaraPerkembangan kasus dari ke hari untuk reproductive number (Rt) misalnya dari dua minggu terakhir mulai hari ke 71 hingga 84 sudah turun ke Rt 0,9 dengan interval 0,9 hingga 1,1. Artinya dalam dua minggu terakhir ada pengendalian kasus.

Begitu simpulan saat Gubernur Sulwesi Selatan (Sulsel), Prof HM Nurdin Abdullah usai melakukan kunjungan Posko Gugus Tugas Penangan Covid-19 Sulsel, di Swiss-Belhotel Makassar, Sabtu (6/6).

Jumlah kasus di Sulsel ditemukan tinggi karena kemampuan memeriksa di laboratorium yang dimiliki  Sulsel mumpuni. Tujuh lab membuat tim aktif mencari kasus.

Kemampuan memeriksa Sulsel untuk jumlah tes harian dan total tes PCR dua kali dari kemampuan nasional. Kemampuan Indonesia untuk tes harian 30/1.000.000 penduduk, sedangkan di Sulsel sudah mampu 60/1.000.000 penduduk. Jumlah tes maksimal harian 786 tes sepanjang periode hingga 5 juni 2020.

Atas alasan itu, Gubernur Nurdin Abdulah mengapresiasi kerja tim Gugus Tugas dan juga seluruh tenaga medis yang terlibat. Seluruh unsur saling menopang. Karena pandemil Covid-19 ini adalah pengalaman pertama seumur hidup dan tidak ada satu negara pun yang pernah menangani hal ini.  

"Memang luar biasa kerja-kerja teman medis ini dengan segala kesabaran dan keikhlasan menghadapi ini. Saya haru dan bangga, karena ini misi kemanusiaan," kata Nurdin Abdullah kepada wartawan, Minggu (7/6).

Sementara itu, ahli epedemologi dan Guru Besar FKM Unhas, Ridwan Amiruddin, menjelaskan, kurva epidemologi yang merupakan suatu kurva yang mengambarkan tentang tumbuh kembangnya sebuah epidemi atau pandemi.

Kurva dikembangkan berdasarkan konsep pengembangan penyakit, konsep ini menggambarkan terpaparnya seseorang sampai munculnya gejala. Sejak 22 atau 23 Maret sampai 4 Juni, timnya sudah membangun kurvanya dan telah ditemukan bentuk kurva pandemi Covid-19 untuk Sulsel.

Setiap intervensi yang diberikan secara masif mampu memberikan daya tekan terhadap pertumbuhan kasus. Intervensi secara masif antara lain, adalah Work From Home, kedua PSBB 1 dan 2 Makassar, PSBB Gowa, Duta Covid-19, intensive tracking dan penambahan laboratorium.

"Memang dengan pertambahan tujuh lab itu, itu menambah dan memberikan daya, kelihatannya pada penambahan jumlah kasus. Tetapi pada satu sisi ini menekan penularan," sebutnya.

Dampak realnya adalah pada tanggal 23 Maret, Sulsel memiliki Ro (Reproduksi) kasus dari 2,8 sampai 4. Pertumbuhan kasus sejak 19 Maret dengan Ro sebesar 3,8 dengan berbagai intevensi, itu pelan-pelan menurun sesuai dengan intervensi yang diberikan kemudian per 6 Juni sudah berada pada angka 0,9.

Artinya, bahwa pelan-pelan Sulsel ini on the track pada interval intervensi yang diberikan. Dengan intervensi yang diberikan tersebut, diharapkan dalam 2-3 pekan ini mampu mengontrol pertambahan kasus.

"Dengan demikian Sulsel ini bisa masuk ke dalam New Normal. Jadi bulan Juni ini meskipun secara kasus harian kelihatan ada fluktuasi jumlah kasus. Tetapi, secara kontinyu dari grafik ini menunjukan kestabilan angka di kisaran satu dan di bawah satu," jelasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA