Pertimbangan utama dalam protokol ini adalah keamanan, kesehatan, dan kenyamanan mahasiswa serta para staf, karyawan, dan dosen.
“Kami sudah menyiapkan dan melakukan pelatihan terkait hal ini. Sebab, LSPR memiliki 5.000 mahasiswa, 325 staf, dan 260 orang pengajar. Tidak mudah untuk membuat semua orang tiba-tiba berubah. Oleh karena itu, kami sudah jauh-jauh hari mempersiapkan hal ini sejak awal Maret 2020," kata Founder & CEO LSPR Communication & Business Institute Prita Kemal Gani dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu (3/6).
Dengan pengalaman
e-learning selama lima tahun belakangan, LSPR yakin proses belajar mengajar akan tetap berjalan maksimal.
"Kami sudah punya
learning management system, e-learning strategy, memiliki ratusan modul yang sudah dibuat dalam bentuk
online, dan sebagainya. Dengan demikian, bagi LSPR, e-learning memang bukan hal yang baru. Hanya tinggal kami modifikasi saja,†ungkapnya.
Ada lima strategi yang telah dilakukan LSPR pada jelang PSBB hingga
new normal nanti. Pertama, mempersiapkan
online learning atau
e-Learning“
Online learning yang kami persiapkan harus mengandung
Wow Effect dan
Engagement agar mahasiswa dapat tertarik mengikuti kelas online. Artinya, konten pembelajaran harus dibuat sekreatif mungkin agar menciptakan Wow Effect dan engagement,†jelas Prita.
Oleh karena itu, materi dikemas layaknya program kuis ‘
I Want to Be Millioner’, Treasure Hunt, Wheel of Fortune, dan sebagainya. Untuk bisa menyajikan pembelajaran seperti itu, LSPR telah melatih para dosennya agar dapat mengemas materi secara
fun berformat
games.
Kedua, mempersiapkan
rule selama mengikuti kelas
online. LSPR telah menetapkan aturan untuk diikuti oleh mahasiswa dan dosennya ketika kelas berlangsung, yakni harus rapi layaknya sedang kuliah offline di kampus.
Ketiga, mempersiapkan
student hotline service. Program ini dilakukan untuk menjawab proses belajar mahasiswa yang memerlukan bimbingan akademik, bimbingan tesis, hingga konseling masalah studi dan karier mereka. Ada 10 orang yang terbagi ke dalam beberapa shif, yang siap menangani hotline services ini.
Keempat, mempersiapkan kelas
offline dengan protokol kesehatan yang ketat. LSPR mempersiapkan ruang kelas
offline yang dapat diikuti mahasiswa dengan jumlah separuhnya. Yang tadinya satu kelas mencapai 36 mahasiswa, dikurangi menjadi 18 mahasiswa. Sisanya, mengikuti kelas dari rumah.
Kelima, mempersiapkan protokol kesehatan dan
physical distancing. Selama diberlakukan kelas
offiline, mahasiswa, pengajar, dan staf yang akan memasuki kampus harus mengikuti standar protokol kesehatan dan
physical distancing.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: