Demikian disampaikan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto saat menjadi narasumber "Silaturahim Virtual dan Tausyiah Kepesantrenanâ€, yang digelar Pondok Pesantren Sumber Mas, Kamis (28/05).
Menurut Cak Nanto, asumsi sebagian kalangan publik yang masih banyak berkembang itu salah besar dan harus diluruskan. Sebagai seorang santri, Cak Nanto meyakini santri saat ini sudah membuka diri dan berani mengambil bagian, baik di dunia politik, akademisi, teknokrat, perbankan dan bisnis dan dunia praktisi lainnya.
“Saat ini sudah tidak ada dikotomi bagi santri, publik sudah bebas disinggahi siapa saja. Dan santri saat ini sudah banyak ambil bagian, kita lihat dunia politik, sudah banyak dari kalangan santri. Saya sendiri berlatar santri, dengan keterbatasan saya, Alhamdulillah saya bisa ambil bagian,†demikian kata Cak Nanto, Kamis (28/5).
Cak Nanto kemudian bercerita bagaimana dia menunjukkan kepada publik bahwa pesantren memiliki kapasitas dan kelebihan dibandingkan dengan produk pendidikan lainnya. Bahkan ia pernah berkomunikasi dengan Kapolri, Tito Karnavian dan Panglima TNI, Hadi Tjanjanto dan kemudian didatangkan ke Pondok Pesantren Sumber Mas Sumenep Madura, tempat ia menimba ilmu.
Langkah itu diupayakan cak Nanto sebagai salah satu bukti bahwa santri diterima oleh kalangan elite pemimpin bangsa.
“2019 lalu saya pernah mendatangkan Kapolri dan Panglima ke Pondok Pesantren saya di kampung saya sana (Madura). Alhamdulillah, beliau berkenan. Ini bukti santri bisa diterima siapa saja termasuk elit bangsa ini,†tambah Cak Nanto.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: