Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sosiolog: Masyarakat Adat Berisiko Terinfeksi Corona Yang Dibawa Pemudik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Selasa, 26 Mei 2020, 08:22 WIB
Sosiolog: Masyarakat Adat Berisiko Terinfeksi Corona Yang Dibawa Pemudik
Musni Umar mencemaskan masyarakat adat ikut tertular corona yang dibawa pemudik/Net
rmol news logo Larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah sudah seharusnya dipatuhi masyarakat. Sebab, ini merupakan upaya untuk menghindari penyebaran virus corona baru (Covid-19) ke seluruh pelosok Indonesia.

Tak hanya masyarakat umum saja yang terancam terinfeksi virus yang mungkin saja dibawa para pemudik ke daerah asal mereka. Masyarakat adat yang notabene tidak banyak melakukan interaksi dengan masyarakat umum pun bisa terancam.

"Pemerintah daerah harus waspada dan cegah jangan sampai mudik lebaran menyebabkan masyarakat adat di berbagai daerah di Indonesia tertular Covid-19, karena resikonya bisa seperti masyarakat adat di Brasil," ucap Sosiolog Musni Umar melalui akun Twitter pribadinya, Senin malam (25/5).

Pernyataan Rektor Universitas Ibnu Chaldun ini memang merupakan kegundahannya terhadap nasib masyarakat adat di Brasil yang kini menjadi bagian dari pasien positif corona di negara tersebut. Lebih jauh lagi, menjadi kecemasan bisa terjadi di Indonesia jika pemerintah tidak serius dalam menangani pandemik Covid-19 ini.

Untuk diketahui, menurut kelompok advokasi Artikulasi Masyarakat Adat Brasil (APIB), ada lebih dari 980 kasus resmi kematian akibat virus corona, termasuk di dalamnya 125 anggota suku pedalaman.

Angka ini bisa semakin meningkat drastis mengingat fasilitas kesehatan bagi masyarakat adat jauh dari kelayakan. Jika hal ini tak segera diatasi, APIB mengkhawatirkan bakal terjadi genosida di masyarakat adat.

Inilah yang juga tampaknya dikhawatirkan Musni Umar bisa terjadi di Indonesia. Karena itu dia meminta pemerintah daerah untuk terus memantau perkembangan pemudik di wilayah masing-masing. Sehingga tidak memunculkan klaster baru yang berada di lingkungan masyarakat adat. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA