Penambahan kasus ini menggenapi total kasus positif di dalam negeri menjadi 20.162 orang terinfeksi.
Jurubicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan, peningkatan disebabkan banyaknya
carrier atau orang yang membawa virus masih berkeliaran di lingkungan masyarakat, dan belum teridentifikasi oleh pemerintah.
"Yang kita lihat siapa yang membawa penyakit ini susah untuk bisa kita dapatkan," ujar Achmad Yurianto dalam jumpa pers di Gedung Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (21/5).
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan ini menyebutkan, kelompok rentan menjadi korban yang terkena infeksi pembawa virus yang tak terdeteksi tersebut, atau biasa disebut orang tanpa gejala (OTG).
"Peningkatan hari ini adalah peningkatan yang tertinggi. Maka dari itu mari kembali kepada hal yang mendasar, bahwa kasus baru ini muncul akibat adanya kelompok rentan, yang tertular orang lain yang membawa penyakit ini," tuturnya.
Oleh karena itu, Achmad Yurianto kembali mengingatkan masyarakat untuk displin menerapkan protokol kesehatan. Misalnya mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir selama 20 detik, memakai masker, menjaga jarak, menghindari berkerumunan dan tetap berada di rumah.
Berdasarkan data yang dikantongi Yuri, penambahan yang meningkat cukup tajam ini berasal dari Provinsi Jawa Timur, dengan penambahan sebanyak 502 orang. Sementara sisanya tersebar di sejumlah wilayah lain yang terdampak Covid-19.
Oleh sebab itu, berdasarkan data yang dihimpun Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, akumulasi kasus positif hingga hari ini telah mencapai 20.162 orang.
Kemudian untuk kasus sembuh hari ini meningkat 263 orang, sehingga total menjadi 4.838 orang. Sementara kasus meninggal bertambah 36 orang, sehingga menjadi 1.278 orang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: