Jurubicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, tren tersebut menunjukan adanya perluasan penyebaran virus asal Wuhan, China ini di dalam negeri.
"Kalau kita perhatikan per kabupaten kota memang ada 12 kabupaten/kota yang masih menunjukkan tren dengan penambahan yang semakin tinggi," ujar Achmad Yurianto dalam jumpa pers di Gedung Graha BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (15/5).
Namun Yuri menjelaskan bahwa tren penambahan kasus positif di 12 kabupaten/kota yang tidak ia rinci itu tidak lagi bersifat eksponensial, atau bukan berasal dari kasus konfirmasi positif yang dirawat.
"Tetapi hampir mendatar (penularan dari kasus konfirmasi positif). Hampir ya," ungkap Achmad Yurianto.
Lebih lanjut, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan ini menyebutkan, tren pertambahan kasus positif ini berasal dari penularan kasus positif yang tanpa gejala.
"Bahwa memang kontak dengan kasus positif tanpa gejala masih terjadi. Oleh karena itu Mari bersama-sama kita kembali mengingat tentang bagaimana cara mencegahnya," dia menambahkan.
Jika mengacu pada rincian data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, terdapat sejumlah daerah yang tambahan kasusnya cukup tinggi pada hari ini.
Tanbahan kasus positif paling banyak terjadi di Provinsi Jakarta sejumlah 86 orang. Diurutan kedua ada Kalimantan Selatan sebanyak 69 orang. Ketiga di Jawa Timur 58 orang, keempat Jawa Tengah 43 orang, dan kelima ada Jawa Barat dan Sulawesi Selatan sebanyak 31 orang.
Diurutan keenam ada di Banten 29 orang, ketujuh ada di Sumatera Barat dan Sulawesi Utara sebanyak 22 orang, kedelapan ada Sumatera Selatan dan Sulawesi Tenggara sebanyak 17 orang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: