Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tak Ada Penolakan, Warga Kota Kediri Gotong Royong Makamkan Jenazah PDP Dengan Patuhi Protokol Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Selasa, 12 Mei 2020, 14:39 WIB
Tak Ada Penolakan, Warga Kota Kediri Gotong Royong Makamkan Jenazah PDP Dengan Patuhi Protokol Covid-19
Proses pemakaman jenazah PDP di Kota Kediri/RMOLJatim
rmol news logo Tidak semua warga mengalami ketakutan bahkan menolak pemakaman jenazah yang terkait dengan kasus virus corona baru (Covid-19).

Di kelurahan Ngletih, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri warga bergotong royong memakamkan jenazah dengan status Pasein dalam pengawasan (PDP) dari klaster pabrik rokok Tulungagung yang meninggal pada Sabtu, (9/5).

Masyarakat dengan tetap patuh dan tidak menyepelekan imbauan protokol kesehatan Covid-19 dari pemerintah. Hal itu yang disampaikan oleh Lurah Ngletih, Kipantoro, Senin (11/05).

“Kalau penolakan tidak ada. Warga sudah menerima dan menyadari bahwa Corona ini bukan aib, tapi harus hati-hati,” kata Kipantoro seperti dikutip dari Kantor Berita RMOLJatim.

Menurutnya, jenazah dari RSUD Gambiran langsung dibawa ke pemakaman tanpa mampir ke rumah. Sebelum jenazah datang, warga gotong royong menggali makam.

Meski sebetulnya warga menjadi khawatir karena kematian di depan mata. Namun karena penyuluhan yang terus menerus dilakukan dan juga warga mengakses informasi dari berbagai daerah tentang perundungan warga net bagi warga yang menolak jenazah, hal itu menjadikan pemahaman bagi warga Ngletih.

“Setelah jenazah datang, warga kemudian menjauh karena sudah ada relawan yang mengenakan APD yang memakamkan,” tutur Kipantoro.

Setelah pemakaman usai, warga diminta untuk tidak mengadakan tahlilan yang menjadikan kumpul-kumpul. Kalau pun mengirim doa, bisa dari rumah. Dan kirim doa bersama hanya dilakukan oleh keluarga saja.

“Setelah ada warga meninggal itu, warga semakin taat. Yang tadinya masih ada yang tarawih di mushola, sekarang tidak berani lagi. Tarawih di rumah masing-masing,” tambahnya.

Imbauan untuk melakukan ibadah di rumah sudah jauh-jauh hari dikatakan oleh pemerintah termasuk Pemkot Kediri. Hanya seiring berjalannya waktu, mungkin juga bosan, warga mulai kendor. Di Kelurahan Ngletih, setelah pemakaman itu, warga menjadi tertib.

“Virus ini tidak main-main. Itu yang saya tegaskan berulang-ulang ke warga selagi ada kesempatan,” tandasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA