Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Larangan Mudik Diabaikan, Ribuan Warga Nekat Masuk Purbalingga

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Kamis, 07 Mei 2020, 22:28 WIB
Larangan Mudik Diabaikan, Ribuan Warga Nekat Masuk Purbalingga
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi/RMOLJateng
rmol news logo Larangan mudik yang diberlakukan pemerintah tampaknya tak membuat masyarakat mengurungkan niatnya untuk pulang kampung. Seperti yang terjadi di Purbalingga, Jawa Tengah yang dibanjiri kedatangan masyarakat dari luar kota.

Selama satu pekan, setidaknya ada 2.683 orang masuk Purbalingga dengan menggunakan kendaraan kecil 1.140 unit.

Kepala Dinas Perhubungan Purbalingga, Yani Sutrisno mengatakan, jumlah warga perantau yang masuk atau pulang ke kabupaten setempat semakin banyak.

Berdasarkan catatan Dishub dari laporan tiap-tiap pos pantau yang ada di perbatasan, sampai hari ini tercatat 20.956 orang datang dengan menggunakan 7.104 kendaraan.

Ada sembilan pintu masuk ke Purbalingga yang sering dimanfaatkan oleh kendaraan pemudik. Di pintu masuk tersebut, Dishub bekerja sama dengan Polres Purbalingga dan Dinas Kesehatan membuat posko-posko untuk memantau dan memeriksa semua penumpang dan kendaraan yang masuk.

"Kami mendirikan pos pantau di pintu masuk Purbalingga, yakni di Karangreja, Kutabawa, Kalitinggar, Bukateja, Jompo, Kedungbenda, Terminal Purbalingga, Terminal Bukateja dan Terminal Bobotsari," kata Yani dilansir Kantor Berita RMOLJateng, Kamis (7/5).

Pada hari Rabu 6 Mei 2020, tercatat ada 596 orang yang pulang ke Purbalingga dengan menggunakan 200 kendaraan.

"Semua kami periksa kesehatannya, dipasang gelang identitas serta dicatat ke mana tujuan dari para penumpang itu. Hal ini agar dapat ditindaklanjuti oleh wilayah atau desa tujuan untuk selanjutnya dikarantina rumah," jelasnya.

Selama satu pekan terakhir dari tanggal 1 sampai 6 Mei 2020, sudah tercatat ada 2.683 orang yang masuk ke Purbalingga dengan menggunakan 1.140 kendaraan.

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, setiap harinya masih ada orang yang mudik meski sudah ada instruksi dilarang mudik. Banyak pemudik berasal dari zona merah seperti Jakarta, Bandung, Bogor, dan Depok.

Posko yang ada di perbatasan tersebut mempunyai tugas untuk mencatat identitas, melakukan pengecekan kesehatan dan memberikan gelang identitas.

"Dengan adanya pemudik yang setiap hari datang ke Purbalingga, saya mengimbau kepada seluruh tim gugus dan juga kepala desa desa untuk mengoptimalkan 'Lapor Warga'. Pastikan pemudik untuk bisa didata dan diarahkan untuk memeriksakan kesehatannya," tuturnya.

Tim gugus tugas yang ada di kecamatan dan desa diminta untuk melakukan patroli pemantauan bagi para pemudik. Mereka memastikan pemudik melakukan karantina mandiri di rumah dan tetap menggunakan gelang identitas.

"Kalau bapak ibu menjumpai ada orang dengan gelang identitas masih keluyuran di luar rumah, saya minta tim gugus tugas desa dan kecamatan bertindak tegas. ODP yang masih berkeliaran di luar rumah, wajib diarahkan untuk dikarantina di Buper Munjulluhur atau Gedung Korpri," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA