Namun, sejak PSBB diberlakukan, volume sampah di Tangsel justru meningkat 10 persen. Sampah rumah tangga atau perumahan menjadi penyumbang kenaikan tersebut.
"Peningkatan sampah memang ada (terjadi) 10 persen. Kalau di restoran dan perhotelan berkurang karena tutup selama PSBB. Sedangkan untuk di pasar itu stabil," terang Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangsel, Toto Sudarto, di Balai Kota Tangsel, Senin (4/5).
Masih di tempat yang sama, Kepala Seksie (Kasie) Pengelolaan Sampah DLH Tangsel, Rastra Yudhatama, menyebut sampah yang berasal dari perumahan saat PSBB berlangsung bisa mencapai 80 ton perhari.
"Sebelum PSBB biasanya hampir 50 sampai 70 ton sehari. Kalau sekarang berarti itu sampai hampir 80 ton," tutur Yudha, dikutip
Kantor Berita RMOLBanten.
Yudha menjelaskan, adanya peningkatan volume sampah di Tangsel disebabkan banyaknya keluarga yang berdiam di rumah mengikuti anjuran pemerintah.
"Jadi dipastikan itu naik 10 persen, karena kebanyakan ibu rumah tangga masak di rumah dan tidak ada kegiatan keluar rumah," ucapnya.
Meski begitu, Yudha mengaku sampah-sampah liar yang berada di Tangsel seperti di bawah
fly over Ciputat dan Pondok Aren berkurang.
"Sampah liar terutama yang ada di pinggir jalan, itu berkurang 30 sampai 40 persen, seperti di bawah
fly over Ciputat dan Jalan Kesehatan, Pondok Aren. Karena yang buang itu sumbernya dari pendatang yang mengontrak, dan sekarang sudah pulang kampung sebelum PSBB berlaku," ungkap Yudha.
Sementara itu, untuk sampah yang berada di pasar tradisional masih dalam kondisi stabil.
"Yakni sekitar dua bak amrol tiap harinya. Untuk perhotelan dan restoran itu berkurang," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: