Ujang tak menyangka bisa mendapat sembako saat sedang berdiam menunggu penumpang di pinggir jalan. Apalagi selama pandemik Covid-19 ini, penghasilannya terus menurun.
“Alhamdulillah ada bantuan sembako. Tadi lagi diam nunggu penumpang. Terus ada yang
nyamperin bawa bungkusan. Pas dilihat isinya sembako,†ucap Ujang, Rabu (22/4), dikutip
Kantor Berita RMOLJabar.
Berkurangnya penghasilan, terang Ujang, lantaran jarangnya orang yang berbelanja ke Pasar Ciawitali pascapandemik Covid-19. Padahal, dirinya mengandalkan penumpang dari pasar tersebut.
Sementara itu Kepala Kejari Garut, Sugeng Hariadi, menyebut bantuan sembako diberikan kepada pekerja harian seperti kusir delman, tukang becak, loper koran, dan tukang sampah. Ia menilai, orang-orang tersebut masih giat bekerja meski penghasilannya berkurang.
“Ada bantuan sosial dari kami keluarga besar Kejari Garut bersama Ikatan Adhyaksa Dharmakarini yang salurkan bantuan ke yang berhak,†ucap Sugeng.
Sugeng menambahkan, bantuan sembako tersebut memang tak terlalu banyak. Akan tetapi, pihaknya ingin berbagi kepada orang yang sangat membutuhkan di saat wabah corona.
“Ada sekitar 200 sembako yang dibagikan. Kami lakukan pembagian secara
mobile. Agar tidak banyak mengumpulkan massa. Kami ikuti anjuran pemerintah untuk melakukan
physical distancing,†tuturnya.
Selain membagikan sembako, Sugeng juga memberi pemahaman kepada warga untuk selalu menjaga jarak sosial. Jika terpaksa keluar rumah, mereka wajib memakai masker.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: