Sebelum meninggal, almarhumah sempat mengaku tidak makan selama dua hari lantaran tak punya penghasilan. Begitu menjadi viral, berbagai bantuan untuk Yuli dan keluarganya pun terus berdatangan.
Namun, takdir tak bisa ditolak. Saat bantuan mulai berdatangan, Yuli keburu meninggal dunia.
Sampai saat ini, publik masih menduga-duga apa penyebab sebenarnya dari kematian almarhumah. Ada yang mengaitkan dengan Covid-19, adapula yang menghubungkan dengan kondisi sebelumnya yang kelaparan.
Menanggapi itu, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Serang menerangkan almarhumah meninggal dunia dalam perjalanan menuju Puskesmas Singandaru. Setelah tak sempat tak sadarkan diri pada sekitar pukul 14.30 WIB, Senin (20/4).
"Kami turut berbela sungkawa. Betul meninggal dunia dalam perjalanan menuju Puskesmas Singandaru," ujar Jurubicara (Jubir) Gugus Tugas Covid-19 Kota Serang, Hari W Pamungkas, Selasa (21/4), dikutip
Kantor Berita RMOLBanten."Sampai di Puskesmas Singandaru, dokter periksa pasien sudah tidak bernapas, tidak ada denyut nadi, dan refleks mata sudah hilang," imbuhnya.
Dituturkan Hari, beberapa tindakan medis pun langsung diambil. Pompa jantung sampai tiga kali pengulangan namun tidak ada perubahan. Dokter sudah berupaya maksimal namun Allah berkehendak lain.
Namun demikian, hingga kini dokter belum berani menyimpulkan penyebab pasien meninggal dunia.
"Dokter enggak berani menyimpulkan sakit apa, karena almarhumah meninggal dalam perjalanan dan di luar sepengetahuan dokter. Ditambah suaminya bilang almarhumah engga punya riwayat sakit apa pun", katanya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Serang, kata Hari, telah maksimal dalam merespons segala hal yang menyangkut masyarakat Kota Serang.
"Sebelumnya kan berita ramai keluarga almarhumah nahan lapar sampai minum air galon. Keluarga almarhumah itu sudah terdata penerima bantuan masyarakat terdampak Covid-19. Sabtu kemarin pihak Pemkot sudah berikan bantuan itu," ungkap Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) ini
Hari pun mengingatkan jangan ada saling menyalahkan. Karena pandemik corona ini menjadi masalah bersama seluruh masyarakat. Bukan hanya menjadi tugas pemerintah semata.
Terkait peristiwa ini, Ketua DPRD Kota Serang, Budi Rustandi, menyarankan kepada setiap warga di Kota Serang apabila mengetahui tetangga terdeteksi kurang makan segera lapor ke tingkat RT maupun RW setempat. Jangan mengucilkan maupun menjauhi.
"Intinya sekarang kita intropeksi diri, jangan saling menyalahkan. Bahwa yang namanya kejadian sudah pasti ada yang mengatur. Tetapi, agar kejadian hari ini tidak terjadi kembali di Kota Serang," terangnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: