"Bukan. Bukan (dari erupsi Anak Krakatau). Karena tipe letusannya miskin akan gas (lebih ke sifat aliran) dan relatif letusan kecil," ujar Kepala Bidang Gunung Api PVMBG, Hendra Gunawan kepada
Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Sabtu (11/4).
Hendra mengatakan, dirinya telah mengkonfirmasi Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di Pasaran Carita, Pandeglang, Banten bahwa efek erupsi terlampau kecil dan tidak terdengar dentuman.
"Saya sudah konfirmasi ke Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di Pasauran-Carita, sejak malam hingga saat ini tidak terdengar suara letusan," jelasnya.
Lebih lanjut, Hendra Gunawan juga merasa heran dengan dentuman dan gelegar yang dirasakan warga di kawasan Jabidetabek. Karena itu, dia memastikan bahwa dentuman itu bukan dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
"Jadi heran juga kalau sampai ratusan kilometer sampai terdengar gitu ya. Kalaupun dekat (erupsi Anak Krakatau) biasanya suaranya cuma bersedis," kata Hendra Gunawan.
Adapun, terkait muara dentuman itu berasal dari mana, Hendra meminta agar mengkonfirmasi ke Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Coba kroscek dengan BMKG," tandasnya.
Sekadar informasi,
Kantor Berita Politik RMOL juga sempat mengkonfirmasi warga Kecamatan Sobang, Pandeglang, Banten, yang letaknya tidak jauh dari bibir pantai Selat Sunda, pusat di mana gunung Anak Krakatau erupsi.
Agung Fadilah (22) warga Desa Pangkalan, Kecamatan Sobang saat dikonfirmasi mengatakan, dia tidak mendengar bahkan mendengar gelegar suara dentuman yang diduga berasal erupsi gunung Anak Krakatau.
Meskipun, gunung Anak Krakatau erupsi sekitar pukul 23.29 WIB Jumat (10/4). Namun, tidak terdengar suara gelegar bahkan getaran apapun disana.
"Enggak ada suara apa-apa disini," kata Agung Fadilah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: