Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hujan Lebat Saat Pendemik Covid-19, Ribuan Warga Babat Lamongan Terendam Banjir

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Sabtu, 11 April 2020, 04:00 WIB
Hujan Lebat Saat Pendemik Covid-19, Ribuan Warga Babat Lamongan Terendam Banjir
Banjir di Babat, Lamongan, Jawa Timur/RMOL
rmol news logo Di tengah situasi tanggap darurat mewabahnya pandemik Coronavorus Disease (Covid-19), ribuan rumah warga di Kelurahan Babat, Lamongan justru terendam banjir akibat diguyur hujan lebat yang terjadi di kawasan tersebut, Jum’at (10/4).

“Air mulai masuk rumah sejak hujan lebat tadi malam dan ketinggian air terus naik,” kata salah seorang warga kelurahan Babat terdampak banjir, Faizal Rizal, saat dikorfimasi awak media, seperti dikutip dari Kantor Berita RMOL Jatim.

Menurutnya, banjir yang terjadi di kelurahan Babat ini hampir setiap tahun terjadi setiap kali hujan lebat. Bahkan, untuk banjir kali ini merupakan bajir yang cukup besar dengan ketinggiannya mencapai 80 centimeter.

Banyaknya rumah warga yang terendam banjir, membuat sebagian warga ada yang memilih untuk mengungsi ke rumah sanak keluarganya yang lain. Apalagi saat ini warga sedang waspada terhadap penyebaran pandemik Covid 19.

“Tadi tetangga sudah banyak yang mengungsi, soalnya rumahnya sudah terendam dan tidak bisa aktivitas, khawatirnya kalau hujan lagi justru banjir akan lebih parah,” tuturnya.

Sementara, Lurah Babat, Siti Aminah menyampaikan kondisi saat ini wilayah kelurahan Babat, Lamongan hampir 90 persen terendam banjir akibat curah hujan yang tinggi.

Beberapa ruas jalan pemukiman maupun rumah warga yang ada di lingkungan Sawo, Ngetrep, Gilang, Kauman, jalan perintis, jalan gotong royong, semuanya sudah terendam banjir.

“Ada sekitar 3500 KK (Kepala Keluarga dan rumahnya terendam banjir, dan hampir 90 persen wilayah Babat banjir sekarang,” terangnya

Siti Aminah menyebut, jika kondisi geografis wilayah Babat merupakan cekungan sehingga air dari desa-desa yang ada di wilayah selatan, mulai dari gunung pegat maupun Desa Gajah, Kecamatan Baureno, juga mengalirnya menuju Babat.

“Jadi semua air hujan mengalir tumplek blek di Babat, biasanya tertampung di rowo sogo, tapi karena debitnya tinggi akhirnya meluber juga,” jelasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA