Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ketua RT Yang Tolak Jenazah Perawat Korban Covid-19: Saya Harus Meneruskan Aspirasi Rakyat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 10 April 2020, 15:49 WIB
Ketua RT Yang Tolak Jenazah Perawat Korban Covid-19: Saya Harus Meneruskan Aspirasi Rakyat
Ilustrasi/Net
rmol news logo Media sosial ramai oleh berita penolakan jenazah seorang perawat korban Covid-19 yang terjadi di Ungaran.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Semasa hidupnya, NK, adalah perawat terbaik di garda depan penanganan pasien virus corona RSUP Dr. Kariadi, Semarang.

Setelah ditolak di dua tempat, akhirnya pemakaman dilaksanakan di Komplek Makam Keluarga Dr. Kariadi Kota Semarang.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah, dalam keterangannya mengatakan jenazah NK akhirnya dibawa kembali ke kamar jenazah RSUP Dr. Kariadi.

Koleganya mencarikan alternatif tempat pemakaman lain.

"Akhirnya dimakamkan di tempat pemakaman ketiga, yaitu pemakaman keluarga pegawai RS Kariadi Semarang," ujar Harif.

Salah seorang yang berperan dalam penolakan tersebut adalah Purbo, Ketua RT 6 Dusun Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Purbo datang ke PPNI menceritakan persoalan sebenarnya.  

Di depan Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah, Edy Wuryanto, Purbo menyampaikan permintaan maafnya.

"Atas nama pribadi dan warga, saya minta maaf adanya kejadian kemarin itu. Saya minta maaf kepada perawat, warga Ungaran, dan pada seluruh masyarakat Indonesia," ungkapnya, Jumat (10/4) di kantor DPW PPNI Jawa Tengah, melansir keterangan PPNI.

Purbo mengatakan, semua itu adalah aspirasi masyarakat. Termasuk para Ketua RT lainnya.

"Mereka mengatakan, Pak, jangan di sini, jangan dimakamkan di Sewakul," Purbo menirukan kata-kata warganya. Karena desakan warga, Purbo meneruskan hal itu ke petugas pemakaman.

Purbo mengakui ia tak mungkin mengabaikan aspirasi wargnya.

"Keluarga almarhumah juga ada yang dimakamkan di Sewakul meski bukan warga kami," ucapnya.

"Sungguh, saya juga menangis dengan kejadian tersebut. Apalagi istri saya juga perawat, tapi saya harus meneruskan aspirasi warga," ungkapnya.

Ketua RW 08 Dusun Sewakul, Daniel Sugito menyebut, Wakil Bupati Semarang, Ngesti Nugraha datang ke lokasi, mereka melakukan mediasi. Tapi warga tetap menolak.

"Tapi warga tetap menghendaki pemakaman dipindah," ujarnya.

PPNI menyatakan duka cita dan prihatin atas peristiwa ini. PPNI Jawa Tengah akan memasang “Pita Hitam di Lengan Kanan” pada seluruh tim medis mulai Jumat (10/4) hingga Kamis (16/4).

Edy meminta kepada seluruh perawat untuk tetap memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan tulus dan ikhlas walau ada kejadian tersebut.

"Kami kecewa dan prihatin dengan kejadian ini, tapi perawat harus tetap memberikan pelayanan kesehatan secara profesional," ujarnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA