Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ditangkap Karena Lakukan Aksi Minta APD, Tim Medis Pakistan Ancam Mogok Kerja

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 07 April 2020, 09:20 WIB
Ditangkap Karena Lakukan Aksi Minta APD, Tim Medis Pakistan Ancam Mogok Kerja
Tim Medis Di Pakistan Yang Manfaatkan Gerbong Kereta Untuk Ruang Periksa/Net
rmol news logo Kurangnya alat pelindung diri (APD) membuat sejumlah tim medis melakukan aksi unjuk rasa. Aksi ini dilakukan setelah permintaan pasokan APD berulang kali tidak dipenuhi.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Mereka menganggap pemerintah gagal melaksanakan janjinya untuk memberikan persediaan peralatan medis yang cukup untuk melindungi mereka saat harus menangani pasien virus corona.

Aksi yang melibatkan puluhan petugas medis di Quetta, Pakistan, dibubarkan Kepolisian. Beberapa yang melawan akhirnya ditangkap.

Kepolisian Pakistan melaporkan sedikitnya 30 tim medis yang melakukan aksi diseret oleh polisi antihuru-hara yang membawa senjata api dan tongkat pemukul.

“Sebanyak 30 demonstran ditahan karena melanggar larangan perkumpulan publik yang diberlakukan selama lockdown untuk memerangi penyebaran wabah itu,” terang personil kepolisian, melansir Reuters, Selasa (7/4).

Para dokter yang lain mengancam akan mogok kerja sampai para demonstran, yang menggunakan masker saat aksi itu, itu dibebaskan. Beberapa yang ditangkap juga mengalami luka-luka.

Juru bicara asosiasi dokter yang menggelar unjuk rasa, Dr Abdul Rahim menyatakan petugas medis yakin kegagalan pemerintah memberikan peralatan pelindung membuat petugas medis menghadapi risiko terjangkit corona.

“Belasan dokter telah terinfeksi dan staf medis lainnya juga menderita,” ungkap Abdul Rahim yang menambahkan sejumlah dokter dan paramedic terluka saat unjuk rasa.

Para dokter di Ibukota Pakistan, Islamabad, bulan lalu juga mengancam boikot jika tidak mendapat peralatan pelindung yang jumlahnya sangat terbatas.

Namun, otoritas manajemen bencana Pakistan menyatakan telah mengimpor peralatan pelindung itu.

Sementara, juru bicara pemerintah Balochistan, Liquat Shahwani, merasa heran karena dokter-dokter yang ikut aksi itu tidak berada dalam penanganan pasien virus corona.

"Para dokter yang berunjuk rasa tidak merawat para pasien virus corona. Kami tidak memahami alasan mereka untuk unjuk rasa,” kata  Liquat Shahwani.

Pernyataan juru bicara itu membuat para dokter kesal. Para dokter menyatakan mereka menangani ratusan kunjungan pasien setiap hari yang bisa jadi telah terinfeksi tapi tidak tahu dan tidak mendapat rujukan ke rumah sakit dan pusat penanganan virus corona.

Petugas medis yang terinfeksi corona juga tidak semuanya bekerja di rumah sakit khusus yang menangani pasien corona, sembur mereka.

Pakistan telah melaporkan total 3.277 kasus virus corona, termasuk 50 orang meninggal dunia. Sebanyak 191 kasus itu terjadi di provinsi Balochistan dengan ibu kota Quetta. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA