Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pasien Covid-19 Akhirnya Dimakamkan Jelang Magrib Setelah Sempat Ditolak Warga

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Senin, 30 Maret 2020, 21:19 WIB
Pasien Covid-19 Akhirnya Dimakamkan Jelang Magrib Setelah Sempat Ditolak Warga
Mobil ambulans pembawa jenazah positif corona Lampung/Repro
rmol news logo Pasien positif corona pertama yang meninggal di Lampung akhirnya bisa dimakamkan di Batu Putuk Telukbetung Utara, Kota Bandarlampung, pukul 17.30 WIB.

Pemakaman tersebut bisa dilakukan usai dibantu sembilan anggota TNI AD. Padahal sebelumnya, warga sempat menolak pemakaman MISF (35) sejak siang.

Pemakaman pasien virus corona nomor 02 itu dilakukan oleh personel Satpol PP dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandarlampung.

Kepala Dinas Kesehatan Bandarlampung, Edwin Rusli mengatakan, lubang galian jenazah pasien nomor 02 tersebut cukup dalam sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

Saat pemakaman, hadir Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdraprov) Lampung, Fahrizal Darminto, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dr. Edwin Rusli, dan sejumlah uspika.

Berdasarkan prosedur yang berlaku, seharusnya jenazah dimakamkan maksimal empat jam setelah meninggal. Namun hingga magrib, KKP Kelas II Panjang belum mendisinfeksi ambulan jenazah yang mengangkut korban meninggal dengan disinfektan standar tinggi.

Kapolsek Teluk Betung Timur, Kompol Faisol Syah membenarkan sempat terjadi penolakan oleh warga. Sejak kedatangan mobil ambulans yang membawa jenazah, aparat rukun tetangga dan warga lokasi pemakaman menolak pemakaman di Kelurahan Batu Putuk, Kecamatan Telukbetung Utara itu.

Warga setempat menolak pemakaman MISF (35), warga Perumahan Alam Surya, Jl. Karimun Jaya, Kecamatan Sukarame, Kota Bandarlampung karena para petugas yang membawa jenazah tidak koordinasi lebih dulu dengan warga. Warga beralasan, daerahnya merupakan kawasan resapan air.

Ketika melewati pemukiman warga saat masuk jalan perkampungan, warga tak ada yang keluar rumah. Mereka melihat dari dalam sambil istifar dan mengucapkan bela sungkawa.

“Sawan,” ujar seorang ibu dilansir Kantor Berita RMOLLampung, Senin (30/3).

Setidaknya, ada tiga mobil ambulans yang mengantar almarhum yang merupakan pegawai Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) itu ke pemakamam di Kelurahan Batu Putu. Ambulans tersebut berasal dari RSUD Abdul Moeloek dan milik Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandarlampung.

Berlokasi jauh dari permukiman dan dikelilingi perkebunan, dekat jembatan dari PDAM Wayrilau menuju Bumi Kedaton, pemakaman dilakukan oleh beberapa petugas pemakaman yang menggunakan pakaian alat perlindungan diri (APD) lengkap. Babinsa setempat juga terlihat menjaga proses pemakaman dari jarak aman.

Kadiskes Lampung dr. Reihana mengatakan, sebelum dimakamkan, jenazah disinfektan dan dimasukan ke kantung jenazah plastik.

"Kantung jenazah tersebur tak boleh dibuka," ujar dr. Reihana dalam keterangan persnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA