Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Curhatan Pemandu Lagu Yang Kehilangan Jutaan Rupiah Karena Corona

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Sabtu, 28 Maret 2020, 23:33 WIB
Curhatan Pemandu Lagu Yang Kehilangan Jutaan Rupiah Karena Corona
Ilustrasi/Net
rmol news logo Salah satu cara pemutusan mata rantai pandemik virus corona yang dilakukan pemerintah adalah dengan menutup tempat usaha wisata maupun tempat hiburan. Termasuk tempat hiburan malam.

Di Tangerang Selatan misalnya, banyak tempat hiburan malam seperti karaoke tak lagi menjalankan usahanya, sejak ada kebijakan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel untuk memutus mata rantai Covid-19.

Adanya penutupan tersebut, tak hanya berdampak bagi pelaku usaha karaoke saja. Tetapi juga dirasakan para wanita pemandu lagu (PL) yang menemani pelanggannya yang didominasi pria dewasa.

Redaksi Kantor Berita RMOLBanten secara eksklusif mewawancarai salah satu wanita pemandu lagu yang bekerja di salah satu tempat karaoke kawasan Serpong, Tangsel.

Sebut saja dia Mawar (23). Sudah dua minggu lamanya dia tidak bisa bekerja di tempat ia mencari pundi-pundi rupiah.

Mawar yang sudah mendalami profesi sebagai pemandu lagu selama dua tahun ini, harus berdiam diri di rumah. Akibatnya dia pun tidak mendapat pemasukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Sudah lama kerja di situ, tapi keluar masuk. Sebenernya dapatnya ya enggak tentu, kita kan dapetnya uang tip. Uang tip bisa ngelebihin gaji kita. Iya sejuta bisa lebih. Sekarang di rumah saja, makan tidur makan tidur," tutur Mawar di kawasan Serpong, Tangsel, Sabtu (28/3).

Sebelum adanya pandemik Covid-19, dirinya juga kerap mendapat panggilan ke luar untuk menemani tamu.

"Dari handphone juga enggak dikontek lagi sama tamu, gara-gara ada virus ini," tambahnya.

Lanjutnya, sejak pertama kali muncul Covid-19 yang menyerang warga Depok, Jawa Barat, Mawar sudah mulai merasakan sepi pelanggan. Pimpinannya di tempat dia bekerja juga sudah melarang pengunjung dari orang asing.

"Itu sudah sepi, itu berapa orang doang yang datang. Biasanya ada orang luar yang datang, dari situ orang luar enggak bisa masuk. Lokal juga udah sepi yang datang," ungkapnya.

Namun begitu, Mawar juga sempat menceritakan, jika dirinya pernah menemani orang asing berasal dari China disalah satu hotel.

"Pernah dapet tamu dari China, tapi di situ saya enggak tahu corona itu dampaknya apa. Katanya dia mau pulang, tapi nggak dibolehin sama pihak bandara. Dia itu masih ada di hotel ngajak karaoke. Akhirnya keluar aku bawa temen, pas selesai pulang baru ramai. Dikasih tahu jangan nerima (orang asing)," papar Mawar.

Setelah menemani tamu orang asing, Mawar mengaku sempat pusing dan segera memeriksakan kesehatannya. Mawar bisa bernapas lega karena negatif dari Covid-19.

Di saat Covid-19 sudah meluas hingga saat ini, Mawar mulai mengetahui dampaknya. Dan, tidak mau menerima tamu atau pelanggan dari orang asing.

"Waktu itu parno abis nemenin orang China itu, tapi syukur hasilnya negatif. Kalau takut mah takut, tapi takdir mati itu kan di tangan Tuhan. Takdirnya mau hidup ya hidup. Tapi kapok, enggak mau lagi terima tamu asing traumanya masih ada," katanya.

Mawar yang kini sudah tidak bisa bekerja karena mata pencahariannya ditutup harus memutar otak untuk mencari penghasilan saat mendekati bulan suci Ramadhan.

Tapi, hanya mengandalkan ijazah SMP untuk mencari pekerjaan tampaknya sulit. Itu yang menjadi alasan dirinya bekerja ke dunia malam.

"Biasanya kalau mau puasa, mau lebaran aku jaga toko. Tapi sekarang toko-toko juga tutup semuanya. Apalagi aku cuma sampai kelas 2 SMA, pasti susah. Padahal aku pingin kerja," harap Mawar.

"Sempat ada pikiran enggak mau balik lagi, tapi mau gimana lagi, kerja yang lain juga susah. Sebenarnya sudah enggak boleh kerja malam lagi. Pernah sakit waktu itu, lagi ngeroom," tambahnya.

Kini Mawar, hanya mengandalkan pemberian orang tua. Namun, ia tidak mau terus menerus mengandalkan pemberian orang tua.

"Kalau minta uang buat makan mah masih dikasih, tapi kalau ngandelin dia (orang tua) terus enggak setiap hari. Kalau kita kerja kan setiap hari ada pemasukan. Kalau gini terus pengeluarannya banyak, pemasukannya enggak ada," tegas Mawar.

Kini Mawar hanya bisa berharap pandemik Covid-19 segera berakhir, agar dirinya bisa bekerja kembali untuk mendapatkan penghasilan demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA