Meluruskan hal ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan penjelasannya bahwa benar alat itu dibuat di Indonesia, namun pemiliknya adalah pihak luar negeri atau China.
Sebagaimana kita melihat banyak barang dari China yang ternyata bertuliskan ‘Made in Indonesia. Indonesia banyak melakukan kerja sama dengan pihak luar.
Kerja sama ini disebut Offshoring, yaitu perpindahan proses bisnis dari sebuah negara ke negara lain. Biasanya proses operasi seperti manufaktur. Istilah ini umumnya mengacu pada bisnis perusahaan swasta, tetapi pemerintah kadang-kadang juga melakukan alih keluar
“Dua hari ini dapat banyak pertanyaan media kenapa APD yang diimport ada tulisan 'Made in Indonesia'," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo dalam cuitan Twitternya.
Ia menyebut di Indonesia banyak pabrik pembuatan APD, bahkan juga produk terkenal seperti pakaian, sepatu, tas, memiliki pabrik di Indonesia.
Perusahaan APD dari luar negeri menjahit produknya di Indonesia, namun bahan bakunya tetap dari luar negeri. Indonesia banyak membuat produk terkenal luar negeri tapi hanya sebagai penjahit saja, sedangkan bahan baku hampir seluruhnya dari pemilik merk tersebut.
"Demikian juga dengan APD, semua bahan bakunya dikirim dari negara asal seperti China, Korea, dan lain-lain. Sedangkan Indonesia hanya diminta untuk menjahit dan merapikannya agar jadi APD yang siap pakai," tulis Agus.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: