Hal ini tidak lepas dari pemberlakuan
work from home (WFH) atau bekerja dari rumah, serta belajar dari rumah dengan metode jarak jauh dan kebijakan
social distancing dalam usaha mencegah meluasnya penyebaran Covid-19.
Tren perbaikan kualitas udara juga sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan arah angin yang cenderung sering beberapa waktu terakhir ini.
“Hujan yang turun di Jabodetabek juga turut membantu tercucinya atmosfer dari polusi,†kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih melalui keterangan tertulisnya, Rabu (25/3).
Andono memaparkan, berdasarkan pemantauan di lima Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, selama penerapan WFH menunjukan perbaikan kualitas udara di Ibukota.
Penurunan polusi juga terjadi karena konsisten dengan tingkat curah hujan.
"Ketika curah hujan tinggi, konsentrasi parameter PM 2.5 menunjukan penurunan dan ketika hari-hari tidak hujan, konsentrasi parameter PM 2.5 sedikit meningkat,†jelasnya.
Partikel PM 2,5 memiliki ukuran yang sedemikian kecil yakni partikel debu halus berukuran 25 mikrogram/m³ yang mampu menembus masker yang biasa digunakan.
“Arah angin yang mengarah ke ibukota juga mempengaruhi konsentrasi parameter PM 2.5,†pungkas Andono Warih.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: