Warga enggan daerahnya menjadi tempat karantina, karena dianggap akan menjadi bahaya bagi lingkungan. Spanduk penolakan pun bertebaran, bahkan pintu-pintu eks puskesmas Mangunjaya disegel.
Penolakan warga ini membuat rencana renovasi eks Puskesmas Mangunjaya akhirnya ditunda. Wacana tempat karantina menjadi mentah.
“Kami nggak habis pikir, apa tidak ada tempat lain. Kan ini bisa mempengaruhi psikologis masyarakat sekitar juga,†ucap tokoh masyarakat sekitar, Ngisom (57), Rabu (25/3).
Kalaupun mau membuat tempat karantina, kata Ngisom, Pemerintah Daerah harus mencari tempat yang representatif dan jauh dari lingkungan.
“Ini malah akan timbul ketakutan di masyarakat nantinya. Apalagi Puskesmas Mangunjaya itu (dekat) di lingkungan masyarakat,†tegasnya, dikutip
Kantor Berita RMOLJabar.Sementara itu, Sekretaris Gugus Tugas Penanganggulang Covid-19 Kabupaten Pangandaran, Yani Achmad Marzuki, menegaskan rencana pembuatan tempat karantina baru tahap survei.
“Tempat karantina itu dibuat supaya petugas kesehatan bisa mudah terkoneksi dengan ODP. Dan mereka tidak rentan menularkan virus kepada keluarga jika berubah status,†jelasnya.
Sosialisasi pembuatan tempat karantina, kata Yani, akan terus dilakukan, mengingat terus meningkatnya ODP di Kabupaten Pangandaran dari hari ke hari.
“Kalau ODP sudah terkoneksi dengan baik, pengawasannya lebih mudah. Kan kalau isolasi di rumah masing masing, ini bakal berabe karena petugas terbatas, juga rentan menular kepada lingkungan sekitar rumahnya,†pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: