Kegiatan yang dimulai dari Toko Buku Gramedia Tanjungkarang dan berakhir di Tugu Adipura pada Minggu pagi (8/3).
Aksi Mogok Perempuan: Melawan Penindasan Mewujudkan Kedaulatan ini diikuti puluhan aktivis dari berbagai latar belakang dengan membawa beragam jenis poster tuntutan.
Dilansir dari
Kantor Berita RMOLLampung, tak sedikut tulisan dalam poster yang diungkapkan secara nyeleneh. Salah satunya, "Aku Lelah Diperkosa Negara".
Dalam tuntutan ini yang menjadi fokus PLM di antaranya adalah “Sahkan RUU P-KSâ€, “Tolak Omnibus Lawâ€, “Hentikan Kekerasan dan Pelecehan Seksualâ€, serta “Tolak UU Ketahanan Keluargaâ€.
“Berikan Cuti Haid Pada Pekerja Perempuan sesuai UU No.13 th 2003 pasal 81 (3) dan tolak Omnibus Law,†ujar salah satu orator, Rifki Indrawan dari Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia.
Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Kristina Ayu dalam orasinya mengatakan, perempuan masih dihadapkan pada berbagai bentuk penindasan. Setelah banyak perjuangan, mogok adalah pilihan rasional.
“Aksi inj dilakukan karena pemerintah ingkar janji untuk memajukan kesetaraan, keadilan, pembangunan dan perdamaian untuk semua perempuan,†katanya.
Ia mengajak semua pihak untuk terus bersuara mewujudkan demokrasi yang adil dan setara bagi semua warga negara Indonesia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.