Demikian yang diungkapkan oleh akademisi United Nations University (UNU), Riyanti Djalante, ketika menjadi pembicara di Centre for Strategic and International Studies, Tanah Abang, Jakarta, Jumat (28/2).
"Itu (banjir) global trend. Dan kita tahu climate change, perubahan iklim, merupakan 80 persen penyebabnya adalah itu," papar Riyanti.
Menurut Riyanti, frekuensi bencana yang paling banyak adalah banjir. Apalagi Indonesia sendiri sebagai negara yang rentan bencana. Bahkan menurut Riyanti, Indonesia kerap disebut "supermarket bencana".
"Nah untuk menanggapi banjir Jakarta, memang kan Jakarta itu megacity, populasinya sangat besar, kemudian metropolitan area. Jadi memang development pembangunan itu berjalan sangat masif sekali," jelasnya.
Memang intensitas dari climate change itu semuanya akan meningkat, Jadi volume air juga akan terus meningkat," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: