Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Percepat Pembangunan Jawa Timur, Gubernur Khofifah Salurkan Dana Desa Lebih Dari Rp 3 Triliun

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Selasa, 25 Februari 2020, 20:03 WIB
Percepat Pembangunan Jawa Timur, Gubernur Khofifah Salurkan Dana Desa Lebih Dari Rp 3 Triliun
Khofifah Indar Parawansa (kerudung putih)/Ist
rmol news logo Sebanyak 7.724 kepala desa di Jawa Timur dikumpulkan di Jatim Expo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (25/2).

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sengaja mengumpulkan mereka bersama camat hingga kepala daerah dalam rangka Rapat Kerja Percepatan Penyaluran dan Pengelolaan Dana Desa di tahun 2020.

Dalam acara tersebut, mereka mendapatkan pengarahan khusus dari Irjend Kemendagri terkait percepatan penyaluran dana desa dan pengelolaannya.

Gubernur Khofifah menyebutkan bahwa di tahap satu ini Jatim ingin ada percepatan penyaluran dana desa senilai Rp 3,061 trilliun, atau 40 persen dari total dana desa Rp 7,654 trilliun untuk seluruh desa.

"Kita bisa melihat bagaimana sebetulnya efek trade war antara Amerika dan Tiongkok itu sudah berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Ditambah lagi efek corona, prediksi terhadap pertumbuhan ekonomi dunia juga dikoreksi oleh bank dunia, dan secara nasional juga terkoreksi," kata Khofifah.

"Oleh karena itu salah satu cara supaya daya tahan ekonomi Jatim khususnya perdesaan tetap kuat serta daya beli masyarakat kita bisa terjaga, kita berharap ada percepatan pencairan dana desa tahap 1, yaitu 40 persen dari Rp 7,6 trilliun," imbuh mantan Menteri Sosial ini.

Prioritas penggunaan dana desa itu, ditegaskan Khofifah, adalah untuk  kegiatan padat karya tunai. Sehingga, para kepala desa dalam menggunakan dana desa ini tetap memegang asas prioritas untuk memberikan upah uang tunai pada masyarakat desa yang terlibat dalam pembangunan desa.  

Di sisi lain, dia menyebutkan bahwa posisi saat ini, di Jawa Timur masih ada 1.207 desa tertinggal. Dia harapkan, seluruhnya bisa dientaskan di tahun 2020 ini.

Sehingga di akhir tahun 2020 mendatang, tidak ada lagi desa tertinggal di Jawa Timur.

"Selain itu ada 2 Desa sangat tertinggal di Jatim. Satu karena dampak lumpur Lapindo di Sidoarjo, dan satu lagi ada di Bondowoso karena memang dari sisi keterjangkauan sulit akses. Nah dua desa ini yang harus bersinergi dengan desa-desa terdekatnya supaya tidak lagi menjadi desa sangat tertinggal," jelasnya.

"Sebaliknya, kita ingin meningkatkan status desa tersebut menjadi desa yang maju dan desa yang mandiri. Ini yang kita ingin tingkatkan," dia menambahkan.

Selain itu, Pemprov juga sudah membuat surat edaran gubernur. Isinya, Pemprov ingin agar dana desa dipakai untuk program yang bisa menurunkan kemiskinan di pedesaan.

Terutama karena secara nasional maupun secara regional Jawa Timur, kemiskinan di pedesaan memang hampir dua kali lipat dari kemiskinan di perkotaan.

Kemiskinan di Jawa Timur, kata dia, dari survey bulan September yang dilakukan oleh BPS, menunjukkan bahwa saat ini kemiskinan di pedesaan di Jatim masih  14,16 persen.

"Sementara kemiskinan di perkotaan 6,77 persen. Jadi rata-rata kemiskinan Jawa Timur masih 10,20 persen," ungkapnya.

Karena itu, dia berharap ketimpangan kota dan desa yang berdampak pada kemiskinan di desa juga menjadi perhatian dan fokus seluruh kepala desa yang akan menggunakan dana desa yang cair tahap pertama ini.

Dia ingin program  pemanfaatan dana desa antara lain digunakan dalam orientasi penurunan kemiskinan di pedesaan serta pengentasan desa tertinggal di tahun 2020 dapat dicapai.

"Sehingga tahun 2021 provinsi Jawa Timur bebas desa tertinggal," pungkas Ketua Umum PP Muslimat NU ini. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA