Akun Twtter @humas_jogja mengunggah ucapannya itu, Jumat (21/2).
"Ikut berduka cita atas meninggalnya anak-anak dari SMPN 1 Turi di Kabupaten Sleman atas musibah pada waktu punya aktivitas menyusuri sungai," kata Sri Sultan, dalam keterangannya.
Sultan menyayangkan dan mempertanyakan mengapa kegiatan tersebut dilakukan pada saat musim hujan. Ia pun meminta tanggung jawab pihak sekolah atas kelalaian yang telah dilakukannya itu.
"Tapi juga saya prihatin kenapa justru pada waktu musim hujan ada aktivitas untuk menyusuri sungai. Dan saya mohon pimpinan sekolah bisa bertanggung jawab atas musibah ini," kata Sultan.
Saat musim hujan masyarakat diimbau untuk menjauhi aktivitas yang berdekatan dengan sungai. Ia menekankan kegiatan seperti itu hanya akan menimbulkan bahaya.
Selanjutnya Sultan menginstruksikan ke BPBD DIY untuk mengeluarkan surat edaran tidak melakukan kegiatan di sekitaran sungai pada saat musim hujan.
"Entah itu alasannya untuk bersih desa ataupun bersih kali dan lainnya, ditunda saja dulu. Nggak usah pada waktu musim hujan," tegasnya.
Bersama Bupati Sleman Sri Purnomo, Sultan mengunjungi SMPN 1 Turi Sleman pada Jumat malam. Ia berdialog kepada para guru untuk mendapatkan keterangan atas musibah itu. Sulan juga telah mengunjungi beberapa orang tua korban.
Sebanyak 230 personel tim SAR gabungan dikerahkan untuk mencari Siswa SMPN 1 Turi Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang hanyut di Sungai Sempor.
Hingga Sabtu (22/2) dini hari pencarian masih terus dilakukan. Masih ada 4 siswa yang belum ditemukan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.