Â
Komersialisasi yang dimaksud para seniman merujuk pada rencana pembangunan hotel di sekitaran TIM yang dikelola oleh PT. Jakarta Propertindo (Jakpro).
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik melihat ada kesalahpahaman yang terjadi. Menurutnya, pembangunan hotel tidak masuk ke dalam proyek revitalisasi.
"DPRD sudah mencoret anggaran, mau wisma atau hotel
podo wae, udah dicoret anggarannya. Nah kalo mau dibangun, pertanyaannya duit dari mana? Orang dia mau bangun aja minta duit. Udah kita coret itu (anggaran) 400 M," tegas Taufik saat ditemui di Gedung Balai Agung, Balaikota, DKI Jakarta, Jumat (21/2).
Penjelasan Taufik di atas, senada dengan pihak Jakpro yang juga menyebut pembangunan hotel batal dilakukan. Dengan begitu, penolakan yang dilakukan sejumlah seniman itu tidak lagi beralasan.
Terkait urgensi pembangunan TIM, Taufik menilai penting dan wajib dilanjutkan mengingat selama ini belum pernah diperbaiki.
"TIM kan udah lama enggak direnovasi. Kalau roboh nimpa orang, mati, siapa yang tanggung jawab? Kan juga tidak mengubah fungsi," pungkas Ketua Gerindra Jakarta ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: