Bagi Wakil Ketua Fraksi Gerindra DKI Jakarta, Syarif, revitalisasi tempat sarat sejarah yang kerap menjadi tempat berkumpul para seniman ini nantinya akan lebih banyak memberikan dampak positif.
"Kalau pertunjukan internasional bisa berinteraksi (di TIM), enggak perlu sewa di hotel di luar TIM. Mereka bisa berinteraksi cukup di situ," kata Syarif ketika ditemui usai rapat paripurna, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (19/2).
Upaya pembangunan hotel bintang lima yang sempat mendapat beragam penolakan pun kini diubah menjadi pembangunan wisma. Hal ini terkait adanya opini publik yang mengira adanya upaya mengomersilkan TIM oleh Pemprov DKI.
"Enggak bakalan dikomersilkan habis gitu. Parkir mungkin, tapi secara umum enggak mungkin (semua lokasi TIM) kan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) masih punya kepedulian kok kepada seniman," jelas alumi Organisasi PMII tersebut.
Revitalisasi TIM belakangan mendapat respons negatif dari para seniman. Menurut mereka, tak ada pembicaraan antara Pemprov DKI dengan para seniman mengenai revitalisasi tersebut. Imbasnya, beberapa kegiatan di pusat kesenian dan kebudayaan yang diresmikan Gubernur terdahulu, Ali Sadikin tahun 1968 silam terganggu. (15ind)
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: