Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Riset dan Tekhnologi, Bambang Brodjonegoro dengan menghadirkan kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Anhar Riza Antariksawan; Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Jazi Eko Istiyanto; hingga Wali Kota Tanggerang Selatan, Airin Rachmi Diany.
Dalam kesempatan tersebut, Bambang Brodjonegoro kembali menegaskan kemunculan zat radioaktif bukan karena kebocoran fasilitas.
"Bukan karena kebocoran atau gangguan dari fasilitas reaktor nuklir," kata mantan Kepala PPN/Bappenas ini di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (18/2).
Kepastian ini diukur oleh Bambang Brodjonegoro lewat beberapa aspek. Pertama, melalui jauhnya jarak antara pusat pengembangan reaktor nuklir di kawasan Puspiptek, Serpong dengan Komplek Batan Indah.
Kedua, prosedur pekerjaan yang ada di pusat pengembangan reaktor nuklir Serpong telah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dan petunjuk tekhnis (Juknis) yang ada.
"Proses pengawasan, pengecekan dan monitoring di kompleks reaktor sudah sangat baik," ujar Bambang Brojdonegoro.
Lebih lanjut, Bambang Brodjonegoro mengapresiasi dan mempercayakan pola penanganan dekontaminasi atau pembersihan lokasi paparan radiasi nuklir kepada Batan dan Bapeten.
"Yang jelas penanganan sudah berjalan sangat baik," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: