Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gas Belerang Muncul di Timor Tengah Selatan, PVMBG: Tidak Berkaitan Gunung Api Aktif

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Selasa, 18 Februari 2020, 02:48 WIB
Gas Belerang Muncul di Timor Tengah Selatan, PVMBG: Tidak Berkaitan Gunung Api Aktif
Ilustrasi/Net
rmol news logo Warga Desa Sebot, Timor Tengah Selatan dikejutkan dengan adanya fenomena calon gunung berapi yang mengeluarkan api dan asap pekat berbau belerang bekas longsoran Kali Dilak Belo beberapa waktu lalu.

Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi Kementerian ESDM Devy Kamil Syahbana menjelaskan fenomena kemunculan api, air panas dan gas berbau belerang di Timor Tengah Selatan tersebut.

Devy menerangkan kemunculan api, air panas, gas berbau dan asap merupakan fenomena yang umum terjadi tidak selalu dikaitkan dengan aktivitas gunung api.

Secara geologi, kata Devy, wilayah Desa Sebot bukanlah lokasi tempat beradanya gunung api aktif holocene.

“Artinya di wilayah ini tidak dikenal aktivitas gunung api setidaknya dalam 11 ribuan tahun terakhir,” kata Devy lewat siaran persnya, Senin (17/2).

Devy menambahkan di wilayah tersebut memang terdapat susunan batuan vulkanik, namun berasal dari aktivitas gunung purba. Sebelum fenomena tersebut muncul, sempat terjadi longsor, longsoran itu merupakan proses pergerakan lapisan tanah penutup yang berada di atas batu lempung.

“Batu lempung, yang bersifat kedap, sebelumnya kemungkinan berada di atas endapan rawa yang kaya akan lapisan organik yang dapat terubah menjadi gas metana. Dengan kata lain, batu lempung ini berperan sebagai _cap rock_ atau perangkap gas metana sehingga gas metana terakumulasi dalam batuan di bawah batu lempung,” jelasnya.

Kemudian setelah longsor, batu lempung tersebut akan tersingkap dan kemungkinan batu lempung ini mengalami keretakan sehingga gas metana yang terperangkap di bawahnya naik ke permukaan.

“Lalu mengalami kontak dengan udara di permukaan sehingga terbakar. Air panas yang keluar dapat berasosiasi dengan struktur geologi (sesar/patahan) di wilayah ini, dan bau belerang bisa berasosiasi dengan gas yang terperangkap tadi,” katanya.

Pihaknya berkesimpulan fenomena yang terjadi di Timor Tengah Selatan sangat kecil kemungkinan berkaitan dengan aktivitas gunung api apalagi sampai menghasilkan gunung api baru.

“Proses pembentukan gunung api tentunya membutuhkan pergerakan magma dari dalam ke permukaan, dan jika itu terjadi maka umumnya akan disertai peningkatan kegempaan yang sangat signifikan di wilayah tersebut,” urainya.

“Namun faktanya hingga saat ini belum dilaporkan adanya peningkatan kegempaan di wilayah tersebut. Masyarakat diharapkan tetap tenang, kemungkinan aktivitas ini akan mereda dengan sendirinya,” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA