Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Aktivis GMKI: Demo #SaveBabi Akibat Pemerintah Terkesan Hanya Sasar Peternak Rumahan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Rabu, 12 Februari 2020, 08:57 WIB
Aktivis GMKI: Demo #SaveBabi Akibat Pemerintah Terkesan Hanya Sasar Peternak Rumahan
Demo Save Babi di Medan/RMOLSumut
rmol news logo . Heboh soal isu pemusnahan ternak babi kembali menjadi perbincangan seiring aksi damai #savebabi yang digelar oleh sekelompok masyarakat di DPRD Sumatera Utara, Jalan Imam Bonjol, Medan, Senin kemarin (10/2).

Aktivis yang juga mantan Koordinator GMKI Wilayah Sumatera Utara-Naggroe Aceh Darussalam, Swangro Lumbanbatu mengatakan, banyaknya masyarakat yang ikut dalam aksi ini tidak lepas dari buruknya komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat. Khususnya masyarakat peternak kecil.

“Setiap kali ada isu soal penyakit babi seperti kolera babi kemarin, yang selalu menjadi sorotan terkesan hanya peternak kecil yang hanya beternak untuk kebutuhan ekonomi keluarga. Mereka inilah yang memang merasa paling rentan, karena mata pencaharian terancam,” jelas Swangro, Selasa (11/2), dikutip Kantor Berita RMOLSumut.

Hal ini, menurut Swangro, bertolak belakang dengan pembahasan soal isu-isu penyakit ternak babi yang menyasar peternak dengan skala besar. Padahal menurutnya, penyakit yang mewabah tersebut berpotensi muncul akibat perdagangan dalam skala besar yang biasanya dilakukan lintas daerah bahkan lintas negara.

“Artinya bisa saja wabah itu terbawa oleh perdagangan ternak babi lintas daerah. Makanya perusahaan-perusahaan besar sebut saja misalnya PT Allegrindo Nusantara yang skala peternakannya mencapai ribuan ekor babi itu juga harus menjadi sorotan. Sehingga tidak ada kesan pilih-pilih, dan itu disampaikan kepada kepada masyarakat,” ujarnya.

Swangro merasa miris kasus kolera babi menjadi isu utama di Kota Medan dan Sumatera Utara. Sangat minim adanya publikasi dari pemerintah mengenai apa yang sudah mereka lakukan terhadap perusahaan-perusahaan peternakan babi berskala ekspor tersebut. Yang ada, sosialisasi dan upaya-upaya penanganan justru senantiasa mengekspos lokasi-lokasi peternakan yang dikelola keluarga.

“Saya tidak menyalahkan kalau yang diekspos misalnya penyemprotan disinfektan di kandang-kandang babi yang dikelola keluarga. Tapi kenapa upaya-upaya ataupun ekspos yang sama tidak dilakukan terkait aksi pencegahan yang dilakukan pada perusahaan besar. Jangan diperlakukan mereka seolah sangat eksklusif sehingga komunikasi apa pun soal ternak babi, tidak langsung dianggap hanya untuk kalangan peternak babi yang dikelola keluarga,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA