Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Lasarus: Sebelum Ibukota Baru, Mending Lebih Dulu Jadikan Kapuas Raya Sebagai Provinsi Baru

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/darmansyah-1'>DARMANSYAH</a>
LAPORAN: DARMANSYAH
  • Sabtu, 08 Februari 2020, 01:22 WIB
Lasarus: Sebelum Ibukota Baru, Mending Lebih Dulu Jadikan Kapuas Raya Sebagai Provinsi Baru
Peta ibukota baru masa depan/Net
rmol news logo Pemekaran Kapuas Raya bergantung pada upaya pemerintah daerah, dalam hal ini Provinsi Kalimantan Barat. Apalagi saat ini moratorium pemekaran masih berlaku di Indonesia.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Begitu disampaikan Anggota DPR RI Dapil Kalimantan Barat, Lasarus di Jakarta, Jumat (7/2).

“Sejauh ini masih moratorium, tergantung bagaimana kuatnya kita mendesak Pemerintah Pusat. Kami di DPR sana tinggal menunggu saja, asal buka kerannya kita langsung gerak,” katanya.

Politikus PDIP ini menjelaskan, permasalahan pemekaran sebelumnya ada di kesepakatan daerah, bukan pada kebijakan Pemerintah Pusat.

“Kita punya pengalaman pemerintah daerahnya tidak aware dengan pemekaran, ini harus dijawab dengan gubernur sekarang, bahwa sekarang kita perlu pemekaran, tidak sama dengan yang dulu,” ujarnya.

Namun, Lasarus melihat upaya yang dilakukan Gubernur Kalbar, Sutarmidji kini lebih baik. Menurutnya, semua memang harus lewat peran Pemerintah Daerah yang pro aktif.

Apalagi, kata dia, Sutarmidji bersedia menyiapkan anggaran pembuatan gedung perkantoran dan dana operasional provinsi baru.

“Saya lihat upaya beliau sudah lumayan,” ungkapnya.

Sementara itu, lanjut Lasarus, jika dikaitkan dengan rencana pemindahan ibukota baru, memang lebih baik jika Kapuas Raya mekar duluan.

“Kalau bicara lebih baik, tentu lebih baik, tapi ini (pemekaran) kebijakan Presiden dan itu kan kepentingan daerah. Kalau bicara lebih baik ya tentu lebih baik tanpa harus melihat ada ibu kota baru atau tidak, kita lebih cepat mekar lebih baik,” jelasnya.

Menurutnya, urusan infrastruktur pendukung seperti menjadikan Pelabuhan Kijing, Mempawah jadi pusat ekspor-impor di Kalimantan, semua perlu studi mendalam.

Terutama kebutuhan akan jalur kereta api. Pasalnya, ada banyak pelabuhan besar di Indonesia, namun tidak memiliki angkutan kereta.

“Kita harus studi dulu, banyak pelabuhan besar di daerah lain tapi juga tidak punya kereta api, jadi harus lihat penting atau tidak. Tapi kalau memang lebih baik ada kereta api, ya lebih baik kita bikin. Keperluannya untuk apa dulu, pergerakan orang atau komoditas, jadi tetap harus ada studi,” tutupnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA