Hal tersebut disampaikan Pengamat Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi. Menurut Fahmi, kualitas komunikasi publik yang disampaikan Presiden Jokowi sangat buruk lantaran ucapannya bertentangan satu sama lain.
"Pernyataan Presiden Jokowi itu sekali lagi menunjukkan buruknya kualitas komunikasi publik yang dilakukan pemerintah. Di satu sisi Presiden menolak, di sisi lain beliau jugq mengatakan masih akan dibahas di rapat," ucap Khairul Fahmi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (7/2).
Pernyataan Presiden Jokowi itu kata Khairul sangat ambigu dan dapat menimbulkan ketidakpastian serta lemahnya koordinasi pemerintah.
"Itu disampaikan dalam satu rangkaian pernyataan. Presiden mestinya tak menampakkan ambigu yang menimbulkan ketidakpastian dan menunjukkan lemahnya koordinasi pemerintah. Apalagi ini justru antara Presiden dan kementerian/lembaga di bawahnya," kata Khairul.
Pernyataan Presiden Jokowi yang dimaksud ialah pernyataan Jokowi menanggapi pertanyaan wartawan soal pemulangan eks anggota ISIS ke Indonesia.
Jokowi pun juga menyebarluaskan pernyataannya itu di akun Twitter pribadinya. Dipostingan itu, Jokowi mengungkapkan secara personal bahwa dia tidak setuju dengan rencana tersebut. Namun, Jokowi mengaku semua keputusan akan dibahas dalam rapat terbatas.
"Kalau saya saja sih, ya saya akan bilang: tidak. Tapi tentu saja, ini masih akan dibahas dalam rapat terbatas," tulisnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.