Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kisah Tarmidi, Pengikut Kerajaan 'King Of The King' Di Serang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Jumat, 31 Januari 2020, 04:51 WIB
Kisah Tarmidi, Pengikut Kerajaan 'King Of The King' Di Serang
Kediaman pengikut King Of The King di Serang/RMOL
rmol news logo Tarmidi tidak menyangka saat Ustadz Asmawi mengajaknya ke Karawaci Tangerang untuk berbisnis tanah bisa berbelok arah pembicaraan menjadi masalah aset amanah Allah untuk kemakmuran masyarakat.

Demikian Tarmidi membuka cerita awal kedatangan kerajaan King Of The King. YM Soekarno. MR Dony Pedro’  di lingkungan Karang dawa barat, kelurahan Pancur, kecamatan  Taktakan, Kota Serang, Provinsi Banten.

"Saya dari Serang ke Karawaci diajak Ustadz Asmawi dengan tujuan awal mau ngebebasin tanah di Walantaka buat perumahan bertemu dengan pak haji Jamblang di daerah Karawaci," tuturnya saat ditemui di kediamannya, Kamis sore (30/1) sepertki dilansir dari Kantor Berita RMOLBanten.

Saat itu, dirinya diajak ke rumah Ketua King Of The King Provinsi Banten yang dijabat oleh Syiria Mangga Nata. Dari situ mulai membuka pembicaraan soal aset amanah Allah untuk memakmurkan masyarakat.

"Saya pikir kalau begini saya kurang begitu mendalam gak tau urusan kaya begitu mah silahkan saja ngbrol sama pak Ustadz Asmawi, saya keluar," ujarnya menceritakan kejadian saat itu.

"Setelah ngobrol dengan pak ustadz kemudian nanya alamat saya di mana saya jawab tinggal di serang Kota, langsung dia (Nata) nawarin saya jadi perwakilan di Kota Serang," bebernya menambahkan.

Saat itu, jika benar untuk kemakmuran dikatakan Tarmidi dirinya yang bekerja sebagai kuli angkot ini berharap bisa kecipratan jadi makmur.

"Dari situ yaudah saya pamitan, ketemu cuma satu kali doang sekitar tiga bulan yang lalu kurang lebih bulan September," ujarnya.

Singkat cerita, pak Ustaz kemudian menyuruh untuk mengambil spanduk. Namun saat itu dirinya berhalangan karena sedang menarik angkot.

"Nah hari berikutnya saya ke sana ambil spanduk, spanduk itu dua hari tidak saya pasang karena hati saya ini tidak mau, tidak ngajak namun demi menghargai orang sana saya pasang cuma dua malam sama yang di Cipaung," ujarnya.

"Kalau tau gini mah lebih baik saya jadi sopir saja narik angkot. Hati saya itu kurang begitu itu. Saya mah kurang tau menahu lebih dalam mah, taunya pasang spanduk. Karena tujuan awal saya mengenai pertanahan," tutupnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA