Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ali Masykur Musa: Kemapanan Ekonomi NU Harus Dimulai Dari Pesantren

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Senin, 27 Januari 2020, 23:25 WIB
Ali Masykur Musa: Kemapanan Ekonomi NU Harus Dimulai Dari Pesantren
Ketum PP ISNU, Ali Masykur Musa (berbatik cikelat) saat jadi narasumber di diskusi rutin/RMOL
rmol news logo Nahdlatul Ulama (NU) harus menguasai perekonomian. NU oleh KH Wahab Hasbullah dari awal sudah memberi titik tekan pada Nahdlatut Tujjar yang berarti warga NU harus memiliki kemapanan ekonomi, tidak bergantung kepada orang lain.

Demikian salah satu poin penting yang disampaikan Ketua Umum PP ISNU Ali Masykur Musa dalam acara Diskusi Panel Ahli (DPA) bertajuk "Penguatan Ekonomi Pesantren Pasca Undang-undang 18/2019 tentang Pesantren" yang dihelat Pimpinan Pusat ISNU di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya No 164, Jakarta Pusat, Senin (27/1).

Ali Masykur Musa mengatakan bahwa hanya dengan ekononi yang kuat dan kemandirian pesantren, maka tidak ada yang bisa membeli NU.

"Kita akan potong jaringan ritel. Ini perlu kita pikirkan bersama. Inilah yang dikehendaki Kiai Wahab Hasbullah, Kiai Bisri Sansuri, Kiai Hasyim yang disebut Nahdlatut Tujjar, kembali ke basis ekonomi," ujarnya.

Menurut Ali Masykur Musa, pesantren di Indonesia punya potensi luar biasa untuk bisa mandiri. Mengingat jumlah santrinya yang mencapai 5 jutaan. Belum lagi kedua orang tuanya, kakak adiknya.

"Dengan jumlah santri mencapai 5 jutaan, potensi kemandirian NU bisa melalui pesantren. Ini kalau kita gerakkan tentu dahsyat sekali," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Prof Abdurrahman Mas’ud, tema diskusi kali ini memiliki korelasi positif dengan sejumlah hasil penelitian unit eselon 2 di lingkungan Balitbang Diklat, yakni Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan yang telah meneliti tentang ekonomi berbasis pesantren.

“Pada 2017, kami menerbitkan monografi bertajuk ‘Top 10 Eko Santri: Pionir Kemandirian Pesantren.’ Sepuluh monografi yang disusun oleh tim peneliti merupakan upaya untuk memotret kemandirian dalam pesantren. Sepuluh objek yang ditulis memiliki masing-masing karakter yang tidak terlepas dari latar belakang lingkungannya,” kata Kaban.

Adapun Wakil Ketua Komisi VIII DPR Marwan Dasopang mengatakan, tugas pesantren selain pendidikan, juga ada tugas dakwah dan pemberdayaan masyarakat.

"Dalam sejarah, pesantren itu menjadi penggerak ekonomi. Para kiai adalah juga pelaku ekonomi," katanya.

Sebagai informasi, PP ISNU melalui Diskusi Panel Ahli (DPA) akan menggar diskusi rutin setiap bulan dengan tema-tema penting dan strategis yang menjadi perhatian masyarakat luas.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA