Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Budaya Lepas Burung Pipit di Imlek, Tanda Kemanusian Bagi Warga Tionghoa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Sabtu, 25 Januari 2020, 18:02 WIB
Budaya Lepas Burung Pipit di Imlek, Tanda Kemanusian Bagi Warga Tionghoa
Melepas burung/RMOL
rmol news logo Tumpukan keranjang bewarna putih dan abu-abu di dekat tempat sembahyang Wihara Dharma Bakti, dijejer beberapa orang penjual burung pipit. Mereka menjajakan unggas kecil ini untuk dilepaskan ke alam bebas.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Syamsudin, salah seorang penjual burung pipit berteriak menawarkan barang dagangannya. "Burungnya om, koh!," ucapnya sembari menunjuk burung di dalam keranjang box.

Ratusan warga Tionghoa yang mundar-mandir di depan klenteng tua ini pun nampak tertarik. Tak percuma memang, seorang lelaki tua memborong jualanan Udin, sapaan akrab Syamsudin.

"Berapaan?," tanya lelaki tua renta yang bernama Albert. Udin pun bergegas menjawab, "Rp150 ribu sebox om. Isi 100 burung," jelas Udin.

Albert pun dengan santainya meminta Udin melepas seluruh burung pipit yang ada di 7 keranjang. "Lepas aja langsung deh. Tambah lagi dua box," pinta Albert.

Uzai melepas banyak ratusan buring pipit, Albert ditanya oleh kumpulan awak media yang meliput di Wihara Dharma Bakti tentang maksudnya melepaskan burung-burung yang dijual Udin.

Albert mengatakan, melepas burung di hari raya Imlek bukan hanya tradisi ataupun budaya.  Melainkan, punya makna yang dalam untuk dipelajari masyarakat Indonesia.

"Kamu kalau dikurung enak enggak? Enggak enak kan? Sama, burung juga, makanya kita lepas juga biar bebas gitu aja," tutur Albert di Wihara Dharma Bakti, Glodok, Jakarta Barat, Sabtu (25/1).

Secara tidak langsung, Albert mengatakan bahwa sikapnya terhadap makhluk hidup adalah tanda sifat kemanusian yang harus diterapkan dalam keseharian.  

"Iya berbuat baiklah. Bukan hanya ke sesama manusia aja kita berbuat baik, sesama mahluk hidup juga," kata Albert.

Untuk memborong burung pipit Udin, Albert merogoh kocek hingga Rp3 juta.

"Ya tiap tahun kita begini. Kami berharap saja di imlek ini semua bisa hidup berdampingan. Enggak pandang dia agama apapun kita hidup damai. Itu yang paling penting," tutup Albert. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA