Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Guru Harus Berani Bertransformasi Hadapi Era 5.0

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Jumat, 24 Januari 2020, 23:12 WIB
Guru Harus Berani Bertransformasi Hadapi Era 5.0
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dalam acara Seminar Nasional dan Science Fair Karya Ilmiah dan Inovasi Guru serta Siswa binaan/Repro
rmol news logo Transformasi pendidikan sangat diperlukan dalam menghadapi perkembangan pesat di era digital. Karena itulah, penting bagi sekolah, terutama para guru untuk ikut terlibat dalam transformasi tersebut demi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Semangat itulah yang didorong oleh Yayasan Pendidikan Astra-Michael D. Ruslim (YPA-MDR) yang dibentuk oleh PT. Astra International Tbk, melalui Seminar Nasional dan Science Fair Karya Ilmiah dan Inovasi Guru serta Siswa binaan yang digelar di Jakarta pada Jumat (24/1).

"Sekolah, khususnya para guru penting untuk berani bertransformasi dalam mengupayakan peningkatan mutu pendidikan yang mampu menyiapkan anak didik untuk memasuki kehidupan era society 5.0 yang sarat dengan tuntutan penguasaan kompetensi global, terutama pada bidang teknologi informasi dan komunikasi," katanya Ketua Pengurus YPA-MDR, Herawati Prasetyo dalam seminar yang mengangkat tema "Transformasi Pendidikan Menyongsong Era Society 5.0" itu.

Kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 500 orang ini, menampilkan pemaparan karya ilmiah dan inovasi pembelajaran Guru binaan YPA-MDR atas hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang selanjutnya akan di publikasikan melalui Media Jurnal Ilmiah.

Dalam kegiatan yang sama, hadir Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim sebagai pembicara utama, Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pendidikan, Gogot Suharwoto sebagai narasumber, serta Founder Cakratalk dan Staf Ahli Muda Presiden Th. 2018-2019 bidang Komunikasi dan Diseminasi Informasi 2018-2019, Novita Wahyuningsih.

Melalui pernyataan yang diterima redaksi, Herawati menjelaskan bahwa selama tiga tahun terakhir, telah lahir lebih dari 150 karya tulis ilmiah dari para guru binaan, termasuk karya Inobel.

"Beberapa diantaranya telah memenangkan Lomba Innovasi Guru PT Astra International Tbk dan Lomba Inobel Guru di tingkat Nasional yang diselenggarakan setiap tahun," sambung Herawati.
Pada kesempatan yang sama, YPA-MDR meluncurkan School Collaboration System (SCS), yakni sistem kolaborasi antar sekolah sebagai media pembelajaran baik dari proses persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran di Sekolah serta terintegrasi dalam proses pembelajaran digital (E-Learning) yang dapat digunakan dua oleh Pendidik dan Murid. Cakupan dari sistem SCS ini antara lain Standardisasi Media Ajar, Kolaborasi Media Ajar dan Pembelajaran Digital.

YPA-MDR diketahui menekankan komitmen untuk terlibat langsung dalam melahirkan SDM unggul menuju Indonesia maju. Hal itu sejalan dengan visi misi pemerintah melalui peningkatan mutu pendidikan, khususnya para pendidik dan siswa di daerah prasejahtera.

Hal itu juga sejalan dengan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mencanangkan #MerdekaBelajar di mana guru-guru binaan dilatih untuk terus memiliki kemerdekaan berpikir dalam menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran serta beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Lebih lanjut Herawati menggarisbawahi bahwa pihaknya bertujuan agar guru-guru binaan dapat memanfaatkan perangkat teknologi multimedia untuk dapat membangun pendidikan yang berwawasan global.

"Abad ke-21 adalah abad digitalisasi, karena itu kemampuan guru dalam mengaplikasikan teknologi digital dalam pembelajaran merupakan keharusan untuk dapat tetap eksis dalam pendidikan era milenium," jelas Herawati. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA