Menjelang tahun baru Imlek yang akan jatuh pada tanggal 25 Januari nanti, pengarajin dupa pun sudah mulai kebanjiran pesanan.
Misalnya, permintaan dupa di Kabupaten Kudus yang melonjak cukup tajam. Bahkan mencapai sekitar 50-70 normal dibanding hari normal.
"Pesanan meningkat 50-70 persen. Terutama akhir pekan ini," kata salah satu pengrajin, Samuel Hidayat dilansir dari
Kantor Berita RMOL Jateng, Kamis (23/1).
Warga Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati ini menerangkan, normalnya pesanan dupa hanya berkisar 30-40 kilogram per hari untuk kebutuhan personal. Sedangkan untuk Klenteng sampai 100 kilogram per pekan.
"Menjelang Imlek ini bisa produksi sekitar 646 kilogram per pekan," sebutnya.
Dari sekian banyak proses produksi, dia menyebutkan, proses pengeringan membutuhkan waktu paling lama. Yakni berkisar antara dua hari. Terlebih jika cuaca tidak bersahabat, prosesnya bisa lebih lama.
"Dupa harus dijemur sampai benar-benar kering, makanya butuh waktu minimal sampai dua hari sekali produksi. Kalau tidak kering nanti nggak mau menyala saat dibakar," jelasnya.
Kendati banyak permintaan, Samuel mengakui, tidak semuanya mampu dilayani karena jauhnya lokasi pengiriman. Hal itu membuat biayanya membengkak karena harus menanggung biaya pengiriman.
"Misalnya ke Batam, saya ada pesanan sampai 400 kilogram setiap dua pekan. Tapi biaya kirimnya nggak kuat saya," demikian Samuel.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: