Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ini Cara Pemkot Surabaya Mencegah Banjir

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Senin, 20 Januari 2020, 10:44 WIB
Ini Cara Pemkot Surabaya Mencegah Banjir
Banjir sempat melanda Kota Surabaya/Net
rmol news logo Banjir yang sempat melanda Kota Surabaya beberapa waktu lalu membuat Pemerintah Kota terus melakukan berbagai upaya pencegahan. Salah satunya adalah dengan melakukan pengerukan atau normalisasi Sungai Kalimas.

Pengerukan dilakukan oleh Pemkot Surabaya untuk mengantisipasi luapan air sungai dan saluran lain yang terkoneksi dengan Kalimas.

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara menyampaikan, pengerukan di Sungai Kalimas dilakukan sejak Jumat (17/1). Kegiatan yang bertujuan menambah kapasitas sungai itu dilakukan mulai dari Taman Lalu Lintas hingga DAM Karet Gubeng. Panjang area sungai yang dikeruk diperkirakan lebih dari 1 km.

"Pemeliharaan ini rutin dilakukan, paling tidak satu tahun sekali. Kapasitas sungai yang sebelumnya tinggi, karena sedimentasi jadi berkurang. Makanya, pengerukan ini untuk mengembalikan kapasitas saluran seperti semula,” kata Febriadhitya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (19/1).

Dalam dua hari pengerukan, hasil yang didapat sedikitnya 26 rit. Satu rit sama dengan satu dump truck atau sekitar 7 meter kubik.

Pada tahun sebelumnya, hasil pengerukan mencapai 6.570 rit. Kala itu, pengerukan dilakukan meliputi saluran Kalimas di Jl. Akhmad Jais, Jl. Kramat Gantung, Jl. Peneleh, Jl. Kalimas Barat, Jembatan Merah di sisi Utara dan Selatan, Jl. Semut Kali, dan Jl. Ngemplak.

Febriadhitya mengungkapkan, selain sedimentasi, hasil pengerukan yang ditemukan juga ada yang berupa sampah.

"Biasanya tanah sedimen ini dibuang di bekas tanah Kas Desa untuk dibuat lapangan futsal atau lainnya. Kadang, ada juga yang dibutuhkan untuk pembuatan taman, karena tanah sedimen dinilai lebih subur,” urai Alumni Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) ini.

Mantan Kabid Pengembangan Sumber Daya Satpol PP ini juga mengungkapkan, sejumlah sungai yang melintasi kawasan Kota Surabaya, kewenangan pengelolaannya berada di beberapa instansi berbeda.

Seperti Sungai Kalimas yang sebenarnya dikelola Perum Jasa Tirta. Lalu Kali Lamong pemeliharaannya di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Kali Makmur Wiyung oleh BBWS Brantas, serta Kali Perbatasan oleh Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur.

"Kalau kita mau pengerukan, kita koordinasikan dulu. Karena kadang mereka juga punya agenda yang sama,” tutur Febriadhitya.

Saat ditanya, mengapa Pemkot Surabaya yang lebih proaktif melakukan pengerukan di Sungai Kalimas, Febriadhitya menyebut, hal itu dilakukan untuk mencegah genangan akibat luapan sungai.

Pasalnya, Kalimas juga menjadi muara dari beberapa saluran air tersier dan sekunder yang ada di sekitar lingkungan warga. Di sisi lain, selama ini pihak Perum Jasa Tirta selaku pengelola kurang optimal dalam melakukan tugasnya untuk melakukan normalisasi.

Menurut dia, ketidakoptimalan Perum Jasa Tirta menjalankan tugasnya di Kalimas, diperkirakan akibat begitu panjangnya Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dikelola, mulai dari Malang, Karangkates, Tulung Agung, Kediri, Kali Porong, dan Kalimas yang berada di Surabaya.

"Mungkin banyak yang diurusi. Kemudian, mereka (Perum Jasa Tirta) memandang, Surabaya mempunyai banyak tenaga operasional untuk melakukan pengerukan,” kata Febriadhitya.

Febri menambahkan, pengerukan saluran tak hanya dilakukan di saluran air primer seperti Sungai Kalimas. Pengerukan saluran dilakukan oleh DPUBMP Kota Surabaya ke seluruh kawasan. Semua rayon melakukan pengerukan dengan menggunakan alat berat dan manual.

"Teman-teman (petugas DPUBMP) rutin memantau elevasi saluran air. Kalau tinggi, biasanya karena ada penyumbatan atau sedimen. Kalau sedimen, kita keruk di saluran-saluran tersebut, dengan menggunakan alat-alat yang ada,” katanya.

Pengerukan saluran juga dilakukan berdasarkan informasi masyarakat. Setelah mendapatkan informasi, petugas DPUPMB melakukan survey lokasi. Pengerukan di saluran sekunder dan tersier yang berada di pemukiman seringkali dilakukan bersama-sama dengan warga setempat.

"Biasanya kerja bakti bareng, kita bantu karung plastik, para petugasnya termasuk angkutan untuk mengangkut sedimen,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA