Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Terjadi Lagi Penembakan Di Nduga, Polisi: Kogoya Pelakunya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 11 Januari 2020, 12:46 WIB
Terjadi Lagi Penembakan Di Nduga, Polisi: Kogoya Pelakunya
Ilustrasi penembakan/Net
rmol news logo Konflik Nduga rupanya berlanjut. Setelah pada Desember 2019 terjadi penembakan terhadap warga sipil, kini seorang anggota kepolisian bernama Bharatu Luki terkena tembakan di bagian paha. Insiden ini terjadi di salah satu Pos Keamanan di kawasan Bandara Kenyam, Nduga, Papua, Sabtu (11/1) pagi.

Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan korban langsung dievakuasi ke Timika menggunakan helikopter dan saat ini dalam perawatan dan dalam kondisi sadar.

"Tadi pagi ada kejadian, ini bukan baku tembak tetapi mereka menembak anggota kami," kata Paulus Waterpauw, Sabtu (11/1).

Paulus menjelaskan sekitar pukul 7 waktu setempat, saat anggota sedang korve bersih-bersih tempat tinggal, tiba-tiba muncul serangan tembakan dari seberang.

"Tiba-tiba muncul serangan itu, kena paha dari salah satu anggota kami," ujar Paulus.

Paulus mengklaim anggotanya tidak sedang melakukan patroli ketika insiden penembakan terjadi. Ia pun mengaku tak mengerti motif atau pemicu serangan tersebut.

"Tanya saja sama mereka [kelompok sipil bersenjata]. Yang jelas kan ini anggota sedang korve, kecuali dia sedang patroli, membawa senjata. Jadi ini hari Sabtu, besok Minggu, jadi semuanya kan sedang bekerja untuk rapi-rapi lah," tepis Paulus.

Tim kepolisian langsung melakukan pengejaran. Paulus menyebut lebih dari dua kompi pasukan atau lebih dari 200 personel yang disiagakan.

"Yang jelas itu, anggota kami korban lagi. Tolong dicatat itu," ucap Paulus. Ia menduga pelaku penyerangan adalah kelompok Egianus Kogoya.

"Kan Nduga itu bertengger kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egianus Kogoya. Ya, mereka-mereka itulah pelakunya," cetus Paulus.

Serangan ini merupakan yang pertama pada 2020. Sebelumnya pada Desember 2019 ia menyebut terjadi pula hal serupa. Paulus meminta tokoh masyarakat di Papua turut mendamaikan kondisi ini.

Konflik bisa didamaikan dengan komunikasi ke pihak-pihak yang punya peranan langsung, menurut Paulus, tokoh-tokoh yang ada pengaruhnya dengan pihak-pihak ini, agar berbicara dan mengimbau agar tidak lagi melakukan hal-hal yang menimbulkan perpecahan.

Ia kemudian menyatakan pihaknya sebagai aparat penegak hukum akan terus melakukan penindakan tegas.

"Sebagai aparat penegak hukum kan kami tidak mungkin membiarkan permasalah ini berlarut-larut seperti ini." rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA