Aisyah, warga Kampung Pajagalan RT 05/02, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), hingga saat ini mengaku masih trauma akibat banjir bandang. Terlebih dia harus berjibaku menyelamatkan dua anaknya saat banjir datang.
Saat banjir bandang melanda, Selasa (31/12) lalu, tidak hanya rumah yang terdampak. Dua anaknya yang mengalami disabilitas sempat terendam air.
“Saya nggak mau tinggal di sini, takut! Apalagi tanggul belum benar-benar diperbaiki, takut airnya masuk lagi ke dalam rumah,†ungkap Aisah saat ditemui
Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (7/1).
Saat banjir melanda, ia bersama dua orang anaknya berada di rumah. Tiba-tiba, air bah menabrak dinding rumah Aisyah hingga jebol.
Tak pedulikan bahaya, Aisyah berusaha sekuat tenaga menyelamatkan dua anaknya yang difabel. Anak pertama Aisyah yang berusia 30 tahun menderita Hidrosefalus, sementara anak bungsunya yang berusia 11 tahun menderita epilepsi. Saat kejadian, keduanya hampir terseret arus banjir.
“Saya panik, anak sudah terendam sepinggang! Saya minta tolong tetangga untuk membawa anak saya ke atas. Sambil hujan-hujanan saya bawa anak saya ke atas, ditolong tetangga dan adik saya,†paparnya.
Dengan kondisi rumah yang rusak berat serta trauma, dia mengungkapkan, untuk sementara tinggal bersama orang tuanya sampai keadaan benar-benar aman.
“Saya tinggal di rumah bapak di atas. Saya masih traumma, ngungsi di atas juga saya itu nggak bisa tidur,†ucapnya.
Disinggung soal bantuan, dia menuturkan, beberapa bantuan sudah diterima. Tetapi, dirinya masih membutuhkan beberapa bantuan lain seperti perbaikan rumah dan kasur untuk tidur kedua anaknya.
“Saya masih perlu kasur, karena anak yang ketiga itu tidak bisa apa-apa. Sama perbaikan rumah. Tapi belum dapat kabar, apa ada bantuan untuk perbaikan rumah,†pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: