Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun mengakui belum memiliki sistem peringatan dini untuk curah hujan ekstrim.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB, Bambang Surya Putra, menyebut saat ini peringatan dini baru disematkan di sungai-sungai utama.
"Kemarin terjadi kendalanya seperti apa karena memang early warning system (sistem peringatan dini) yang tersedia saat ini itu berada pada jalur-jalur dan sungai-sungai utama," kata Bambang saat ditemui di Sasana Krida Karang Taruna Bidara Cina, Jalan Baiduri Bulan, Bidara Cina, Jakarta Timur, Sabtu (4/1).
"Tapi ketika kita mendapatkan curah hujan yang tinggi yang sifatnya lokal di perkotaan itu memang belum tersedia
early warning system," sambungnya.
Pada saat hujan di hari Selasa (31/12) turun, Bambang mengatakan peringatan dini di bendungan katulampa baru berada di fase siaga 2. Sehingga peringatan dini langsung disampaikan.
Akan tetapi, ternyata hujan lokal di wilayah Jabodetabek intensitasnya lebih besar, sehingga menyebabkan banjir.
Oleh karena itu, BNPB akan segera menyiapkan sistem peringatan dini cuaca ekstrim. Sebab, pemerintah pusat telah menggelontorkan dana yang dialokasikan untuk pembuatan sistem tersebut.
"Terkait dengan ini, Pemerintah sudah menyiapkan anggaran untuk tahun 2020 sampai 2024 untuk pembangunan early warning system. Namun sebelum itu dimulai tahun 2020 ini bencana sudah keburu datang," imbuhnya.
"Early warning system itu sebetulnya harus sampai ke masyarakat satu persatu, baik menggunakan handphone alat sosial media. Dan itu agar masyarakat mendapatkan peringatan sebelum bencana itu datang," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: