Sebab, banjir di awal tahun 2020 ini bisa dibilang tak terantisipasi oleh masyarakat luas dan instansi pemerintahan terkait, seperti Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Bahkan, pada Kamis kemarin (2/1), anggota DPR RI Komisi V dari Fraksi PKS menyebut BMKG tidak memiliki data yang valid untuk mangantisipasi banjir di Jakarta dan sekitarnya.
Namun, hal itu dibantah oleh Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Harry Djatmiko.
Harry menyatakan, antisipasi cuaca ekstrem rutin dilakukan oleh pihaknya sejak 5 hari sebelum curah hujan tinggi terjadi, Selasa (31/12).
"Peringatan dini BMKG sudah rutin setiap harinya. Khusus kasus ini (banjir Jakarta), perlu diketahui oleh masyarakat kita, sejak tanggal 27 kalau ada cuaca yang signifikan," ucap Harry dalam diskusi Polemik Trijaya FM, di Sasana Krida Karang Taruna Bidara Cina, Jalan Baiduri Bulan, Bidara Cina, Jakarta Timur, Sabtu (4/1).
Untuk pemeritahuan peringatan dini cuaca ekstrim juga selalu dilakukan BMKG dalam kurun waktu 3-5 jam sebelum kejadian.
Beberapa cara yang digunakan BMKG untuk memberitahukan informasi itu ialah, dengan mengirimkan pesan kepada pemerintah daerah terkait. Selain itu, pemberitahuan melalui media sosial dan awak media juga selalu dilakukan.
"Kami
broadcast informasi itu sudah kami sampaikan ke seluruhnya, yang pembuat kebijakan ada di Pemda. Begitu lepas informasinya itu, masyarakat bisa memperoleh itu dari apps aplikasi smartphone) dan medsos (media sosial)," ucap Harry.
"BMKG mempunyai info yang sedemikian bagusnya, tapi tidak termanfaatkan dengan baik," pungkas dia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: