Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ekspor Lobster Bikin Susi Geram Dan Bersuara Di Medsos

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 14 Desember 2019, 06:52 WIB
Ekspor Lobster Bikin Susi Geram Dan Bersuara Di Medsos
Susi Pudjiastuti/Net
rmol news logo Mantan Menteri Kabinet Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi lebih getol bersuara di akun twitternya terkait kebijakan ekspor bibit lobster.

Susi menolak keras ekspor lobster.  Hal itu dia sampaikan melalui akun Twitternya @susipudjiastuti.

Bermula dari cuitan seorang warganet yang melontarkan pendapat mengenai pemberitaan peluang ekspor lobster ke Vietnam.

Pemilik akun tersebut mengatakan, jika langkah tersebut sukses tak menutup kemungkinan akan mempengaruhi penghasilan nelayan Indonesia.

"Bagus, karena kalo Vietnam sukses dengan budidaya mereka bukan tidak mungkin benih lobster mereka akan menjadi lebih murah dari benih lokal kita sehingga kita bisa impor dan nelayan untung," tulisnya, Kamis (12/12).

Menanggapi hal itu, Susi tak tinggal diam. Ia yang menjadi pencetus pelarangan ekspor benih lobster meminta akun yang bersangkutan tak asal berkomentar.

Susi menegaskan, kebijakan ekspor lobster merupakan langkah keliru. Negara yang berhasil tidak akan dengan mudah menjual bibit lobster kepada negara lain.

Selain itu, menurut Susi, benih lobster mestinya dibiarkan berkembang biak secara alami di Indonesia. Kebijakan untuk mengekspor benih tersebut ke Vietnam hanya akan mengganggu komoditas laut.

"Belajar baru omong! Lobster belum bisa dibreedingkan in house. Semua bibit alam. Vietnam/ budidaya hanya membesarkan. Dan hanya dari Indonesia mereka bisa dapat, lewat singapura atau yg langsung. Negara lain yg punya bibit tidak mau jual bibitnya. Kecuali kita, karena bodoh," balas Susi, Jumat (13/12).

Dia mengatakan lobster belum bisa di-breeding in house atau budidaya ternak.
Semua bibit lobster saat ini, kata dia, berasal dari alam.

Menurutnya, budidaya lobster di Vietnam hanya membesarkan, tidak ternak secara langsung. "Dan hanya dari Indonesia mereka bisa dapat (bibit), lewat singapura atau yang langsung," ujar Susi.

Susi mengatakan lobster yang bernilai ekonomi tinggi tidak boleh punah hanya karena ketamakan menjual bibit. Bahkan, kata dia, ada yang menjual bibit dengan harga tidak sampai satu per seratus dari harga pasaran di luar negeri.
"Astagfirullah, karunia Tuhan tidak boleh kita kufur akan nikmat dari-Nya," kata Susi.

Menurut dia, satu ekor bibit lobster mutiara dijual seharga Rp 100 ribu sampai maksimal Rp 200 ribu. Kalau sudah besar satu ekor misalnya jadi 800 gram dikalikan harganya Rp 5 juta per kilogram, maka yang satu ekor tadi jadi Rp 4 juta. Dengan begitu ada nilai keuntungan kali lipatnya.
Saling balas cuitan itu ditutup Susi dengan cuitan bernada sindiran bagi orang yang tidak pintar menanggapi sebuah isu.

"10 tahun yang lalu Bupati dari Paniai datang menghibur saya... Ibu Susi jangan dipikir itu bupati yang buat susah Ibu. Dia itu bukan bodoh... tapi lebih dari bodoh. Karena dia tidak tahu apa yang dia tidak tahu," tutup Susi.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan ada kemungkinan pemerintah bakal membuka kembali keran ekspor benih lobster dengan kuota. Kebijakan itu diambil untuk meningkatkan nilai tambah budidaya lobster di level petambak.

"Kenapa nggak ambil langkah izinkan budidaya, kita berikan (izin) ekspor (benih lobster) dengan kuota," kata Edhy dalam rapat kerja nasional KKP di Jakarta beberapa hari lalu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA