Salah satunya dari budayawan Lampung, Isbedy Stiawan ZS. Menurutnya, orang Lampung atau
Ulun Lappung memang terkenal keras dan tegas, tapi tak segampang itu main bacok.
“Pada masa senjata tajam tak dilarang dan orang Lampung ke luar rumah biasa menyelipkan sekin di pinggangnya, (namun) tak serta merta menujah orang. Kecuali saat membela diri, mempertahankan nilai diri, atau saat-saat amat mendesak, baru menggunakan sajam,†kata Isbedy dilansir
Kantor Berita RMOLLampung, Senin (9/11).
Saat ini, zaman sudah berubah di mana senjata tajam bukan alat satu-satunya bela diri, tapi banyak lainnya misalnya akal sehat.
“Jadi, janganlah memanas-memanasi masyarakat dengan cara tak
fair itu. Memangnya mudah mengompori rakyat Lampung atas nama menjaga dan melindungi pemimpin? Kecuali membela agama dan Tuhan, siapapun orangnya, adalah harga mati!†ujarnya.
Isbedy mengaku, sebagai
Ulun Lappung tak semudah itu diajak membacok orang tanpa memerhatikan persoalan dan alasan sebenarnya.
“Sebagai orang Indonesia, kita bersaudara dari satu rahim bernama Indonesia. Kita berteduh bersama di bawah sayap garuda. Kita dimerdekan dan dibebaskan dalam nyanyian 'Indonesia Raya' ciptaan W.R. Supratman, dan terpatri dalam Soempah Pemoeda yang dikonseptori Muhammad Yamin,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: