"Saya prajurit yang setia dan hormat keputusan pimpinan. Saya dan keluarga ikhlas menerima keputusan komandan," kata Hendi didampingi istri di Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (12/10) dilansir
Kantor Berita RMOLBanten."Sekali lagi saya mau katakan bahwa saya prajurit setia dan ksatria yang dididik bertanggungjawab dan patuh pada perintah komando," ujar Hendi yang pernah bertugas sebagai atase militer di KBRI di Moskow, Rusia.
Upacara serah terima jabatan Komandan Distrik Militer 1417 Kendari dilangsungkan di Aula Sudirman Korem 143 Haluoleo.
Hadir jajaran Kodim se-Sultra, perwira Korem 143 Haluoleo, jajaran Danramil, Komandan Batalyon 725 Woroagi, juga anggota dan pengurus Persit.
Jabatan Komandan Distrik Militer 1417 Kendari, Sulawesi Tenggara diserahterimakan dari Kolonel Kaveleri Hendi Suhendi kepada Kolonel Infantri Alamsyah di Aula Sudirman Korem 143 Haluoleo.
Pergantian puncuk komando Distrik Militer 1417 Kendari tersebut, menyusul keputusan hukuman Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa yang memberhentikan Hendi Suhendi.
Kolonel Hendi Suhendi diberhentikan karena postingan istrinya terkait insiden penikaman Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto di Pandeglang, Banten.
Hendi Suhendi sendiri baru menjabat sekitar tiga bulan menggantikan Letkol Fajar Lutvi Haris Wijaya.
Selain dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian dari jabatan Kodim 1417 Kendari, Hendi juga diganjar sanksi militer berupa penahanan ringan selama 14 hari.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.