Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Derita Rakyat Kecil, Mbok Kancil Bertahun-tahun Harus "Ngalong" Demi Tetesan Air PDAM

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Rabu, 09 Oktober 2019, 09:46 WIB
Derita Rakyat Kecil, Mbok Kancil Bertahun-tahun Harus "Ngalong" Demi Tetesan Air PDAM
Ilustrasi aliran air yang kering/Net
rmol news logo Sepertinya sudah jadi rahasia umum kalau aliran PDAM kerap bermasalah. Tak hanya di wilayah ibukota atau kawasan satelit seperti Depok dan Bekasi. Di daerah lain yang jauh di Jakarta pun merasakan hal yang sama.

Adalah Mbok Kancil (55) yang sudah bertahun-tahun terpaksa mengubah siklus hidupnya. Dia menjadi lebih sering bangun di malam hari dan tidur di siang hari.

Bukan karena ingin meniru hidup kalong yang memang aktif di malam hari. Namun, karena selama ini aliran air PDAM di rumahnya baru ngocor setelah lewat tengah malam.

"Masak, nyuci baju, mesti bangun tengah malam," ucap Mbok Kancil kepada Kantor Berita RMOLJateng, Selasa (8/10).

Warga Jl Dewi Sartika III, Kelurahan Sukorejo,  Kecamatan Gunungpati, Semarang ini mengaku sudah menjadi pelanggan PDAM lebih dari 10 tahun terakhir. Namun, dia tidak pernah merasakan aliran air selama 24 jam penuh.

"Saya tinggal di sini sudah 20 tahunan. Ada kalanya mati berhari-hari sampai beli air satu tangki, nyampai Rp 200 ribu," tuturnya.

Tak hanya itu, Kancil juga heran karena pelayanan tidak kunjung membaik selama bertahun-tahun. Dia juga heran karena aliran air di RT 2 jauh lebih lancar dibanding kampungnya.

"Bedanya apa coba? Padahal kampungnya sebelahan," imbuhnya.

Menurut Mbok Kancil, aliran PDAM di kampungnya selalu mengalir di atas pukul 00.00. Pada siang hari air tidak mengalir sama sekali.

"Masak, nyuci, tengah malam terus. Saya ini kalau siang tidur, malam malah bangun," keluhnya.

Dewa, warga RT 2, lebih memilih pasrah dengan pelayanan PDAM. Ia sempat merasakan air tidak mengalir seminggu hingga dua minggu, tetapi akhirnya diperbaiki.

"Yah, kalau saya, bisa ngalir saja sudah syukur mesti cuma sejam dua jam. Daripada enggak sama sekali," jelasnya.

Ketua RW 4, Roni membenarkan keluhan warganya terkait perbedaan aliran air PDAM. Ia mengatakan ada warga yang hanya dialiri pada malam hari,  lalu seperti dirinya mengalir dua hari sekali.

"Ya wajarlah dua hari sekali, karena kemarau mungkin. Kalau harapannya sih nyala tiap hari," ujarnya.

Dirut PDAM, Yudi Indarto mengaku sudah mendengar keluhan tersebut. Ia menjelaskan bakal memasang pompa pendorong untuk wilayah Dewi Sartika.

"Begitu juga untuk wilayah Krobokan,  kemungkinan dua minggu lagi sudah lancar," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA