Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

22 Orang Tewas Akibat Hoax Di Wamena

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Selasa, 24 September 2019, 10:25 WIB
22 Orang Tewas Akibat <i>Hoax</i> Di Wamena
Ilustrasi di Wamena/Net
rmol news logo Akibat informasi bohong alias hoax tentang seorang guru SMA yang mengucapkan kalimat rasisme terhadap muridnya di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, 22 orang tewas dan 75 lainya mengalami luka-luka.

"22 meninggal dunia, 1 di rumah sakit yang kritis," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal kepada wartawan, Selasa (24/9).

Akibat informasi hoax pula, sekelompok massa dan anak sekolah SMA juga melakukan tindakan anarkisme.

“Yang mengakibatkan terjadinya pembunuhan, penganiayaan, dan pembakaran sejumlah kantor pemerintah, fasiltas umum dan pemukiman warga masyarakat,” jelasnya.

Kamal menyampaikan, banyaknya korban tewas diduga kuat dilakukan oleh sekelompok massa pro kemerdekaan Papua yang menyerang warga pendatang bermodalkan isu rasisme tersebut. Tidak hanya itu, massa pro kemerdekaan juga melakukan pembakaran terhadap bangunan ruko, kendaraan bermotor, serta fasilitas publik.

“Terkait dengan isu ucapan rasisme itu tidak benar. Kami juga sudah menanyakan kepada pihak sekolah dan guru dan kita pastikan tidak ada kata-kata rasis. Kami harap masyarakat di Wamena dan di tanah Papua tidak mudah terprovokasi isu yang belum tentu kebenarannya,” tekan Kamal.

Saat ini, jajaranya masih terus melakukan pencarian terhadap para pelaku yang memberikan keterangan palsu yang berimbas mobilisasi massa berujung pembunuhan, penganiayaan dan pembakaran sejumlah fasilitas.

"Diimbau kepada seluruh masyarakat tetap menjaga persatuan dan kesatuan, kebersamaan dengan kasih sayang agar situasi Kamtibmas di Kabupaten Jayawijaya aman dan kondusif. Serahkan penanganan kasus ini kepada Kepolisian dan TNI,” demikian Kamal.

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo sebelumnya mengatakan, pecahnya kerusuhan di Jayapura dan Wamena secara bersamaan tidak lain dilakukan oleh kelompok yang pro kemerdekaan Papua. Mereka ingin menarik perhatian saat Sidang Majelis Umum ke-74 PBB.

"Untuk kejadian Papua, kita harus melihatnya secara luas. Bahwa sedang ada Sidang Umum PBB di New York tanggal 23 sampai 27 September ini," kata Dedi.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA