Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

SAE Nababan: Hanya Jokowi Yang Konkrit Bangun Danau Toba

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Senin, 23 September 2019, 17:11 WIB
SAE Nababan: Hanya Jokowi Yang Konkrit Bangun Danau Toba
SAE Nababan dan Basar Simanjuntak/Net
rmol news logo Hanya Presiden Joko Widodo yang konkrit dan segera action dalam upaya mewujudkan cita-cita kesejahteraan masyarakat di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara.

Demikian disampaikan tokoh gereja dan tokoh masyarakat Soritua A.E. Nababan saat menerima bakal calon Bupati Toba Samosir, Ir. Basar Simanjuntak di kediamannya belum lama ini.

SAE Nababan menyayangkan ketidaksiapan para stakeholder dalam mengantisipasi program-program percepatan pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba yang sudah mulai dilaksanakan sejak 2016.

Pemerintah pusat, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), pemerintah daerah, serta masyarakat baik perantau maupun lokal, harus dapat melihat kepentingan bersama yang lebih besar yang pada ujungnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan Danau Toba.

BPODT yang konon kabarnya tidak pernah dieksekusi oleh pemerintahan sebelum Jokowi, sudah ditandatangani penetapannya pada tahun 2016 dan telah bekerja dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait.

Kerja sama dalam rangka mengembangkan infrastruktur dan aksesibilitas dari dan ke kawasan, dengan tujuan agar kita dapat secepatnya tiba di Danau Toba, baik dari pintu Bandara Internasional Kualanamu Medan di Deli Serdang ataupun Bandara Internasional Silangit di Tapanuli Utara.

"Untuk hal tersebut kiranya agar para pihak dapat menahan diri apabila belum tercapai persamaan pemikiran dan tahapan pembangunan ke depannya," ujar SAE Nababan.

Kawasan Danau Toba, yang luas daratannya hampir 5 kali lipat Pulau Bali dan hampir 25 kali lipat Singapura, akan ditata menjadi destinasi pariwisata yang berbasiskan budaya, alam, serta masyarakat/komunitas. Ke depan, gesekan antara akar budaya dan aspek komersialitas mungkin akan kerap terjadi dan hal ini yang perlu diantisipasi bersama-sama sedini mungkin.

"Peran Gereja yang ada dan hidup ditengah tengah masyarakat akan menjadi salah satu kunci suksesnya program-program perubahan yang diperlukan," kata SAE Nababan, Presiden Dewan Gereja-gereja Sedunia 2006-2013 itu.

Sama juga dengan daerah lain, rencana kerja bersama ini harus menciptakan iklim berusaha atau iklim investasi yang kondusif. Kegiatan-kegiatan ekonomi yang bergeliat dan melibatkan masyarakat secara langsung inilah yang nantinya akan menjadi tulang punggung ekonomi bersama. Peningkatan ekonomi dan taraf pendidikan juga akan meningkatkan kesadaran terkait lingkungan dan kebersihan.

"Kiranya gereja dan pendeta serta penatua hadir juga dalam program ini," ajak SAE Nababan.

Ditambahkannya, jika ada hal-hal krusial terkait perbedaan pendapat dan aksi, kiranya dapat difasilitasi oleh gereja dan tokoh masyarakat dalam mencari titik temu. Mari dijauhkan ungkapan amarah yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, yang mengganggu citra dan iklim investasi di kawasan Danau Toba.

"Agar percepatan pembangunan dan meningkatnya kesejahteraan rakyat melalui kegiatan kepariwisataan, dapat lekas terwujud di Danau Toba yang kita cintai ini, tentunya dengan peran aktif serta kekompakan seluruh stakeholder terkait," demikian SAE Nababan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA