Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Udara Mulai Tercemar, Warga Marunda Minta Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara Disetop

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Minggu, 01 September 2019, 05:42 WIB
Udara Mulai Tercemar, Warga Marunda Minta Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara Disetop
Aksi protes warga Marunda terhadap bongkat muat batu bara di wulayah mereka/Net
rmol news logo Sekelompok orang menggelar aksi di depan kantor PT Karya Citra Nusantara (KCN), Cilincing, Jakarta, Sabtu (31/8) kemarin. Mereka mendesak agar aktivitas bongkar muat batu bara perusahaan swasta itu di Pelabuhan Marunda dihentikan.

Kelompok yang menamakan diri sebagai Koalisi Masyarakat Jakarta Utara ini berisi kumpulan warga Marunda, Cilincing yang merasa terganggu dengan polusi udara akibat aktivitas bongkar muat batu bara.

Koordinator Aksi, Laode Komaludin menjelaskan, tidak sedikit warga di Kelurahan Marunda yang kini menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat debu batu bara.

Atas alasan itu, mereka mendesak PT. KCN segera memberhentikan pengoperasian perusahaan. Apalagi, mereka menuding bahwa operasi perusahaan yang dilakukan telah melanggar hukum yang diatur pemerintah.

“Termasuk harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan akibat dari operasi bongkar muat batu bara di pelabuhan tersebut,” terangn Laode dalam keterangan tertulisnya.

Sugiyanto, salah seorang warga Marunda mengungkapkan bahwa polusi udara akibat batu bara bukan masalah sepele. Menurutnya, debu berwarna hitam pekat jelas menempel di setiap dinding rumah warga. Debu ini diprediksi akan semakin tebal saat memasuki musim angin barat daya pada November–Februari mendatang.

“Ini debu batu bara. Kalau terhirup, tenggorokan terasa gatal,” lanjutnya.

Secara terpisah, Manajer Kampanye Perkotaan dan Energi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Dwi Sawung juga menyoroti akivitas bongkar muat batu bara tersebut.

Menurutnya, polusi udara akibat batu bara sangat membahayakan kesehatan manusia. Meskipun tidak melalui proses pembakaran, debu batu bara tetap menghasilkan particulate matter (PM) 2,5, yakni debu melayang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikrometer atau 3 persen dari diameter rambut manusia.

Masker biasa, kata dia, tidak mampu mencegah partikel debu masuk ke tubuh manusia lewat pernapasan.

“Harus menggunakan masker khusus yang memiliki filter PM 2,5,” kata Dwi.

“PM 2,5 yang menumpuk di paru-paru akan menyebabkan penyakit gangguan pernapasan. Mereka rentan penyakit ini,” tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA