“Pemblokiran layanan data internet akan berlangsung sampai situasi dan kondisi tanah Papua benar-benar normal,†ucap Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo RI, Ferdinandus Setu lewat siaran persnya yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (23/8).
Berkenaan dengan pemblokiran ini, masyarakat masih dapat berkomunikasi lewat jalur sms maupun telephone lantaran pemblikiran hanya dilakukan terhadap akses internet.
Bukan tanpa alasan, hal itu dilakukan lantaran hoax menyebar lewat sosial media sehingga banyak warga Papua yang terprovokasi dengan adanya kabar tersebut.
“Berdasarkan evaluasi, pemerintah menyimpulkan meskipun situasi dan kondisi di Papua berangsur pulih, namun distribusi dan transmisi informasi hoax, kabar bohong, provokatif dan rasis masih terbilang tinggi,†jelasnya.
Kominfo mencatat, terdapat 33 item dan total 849 URL informasi
hoax dan provokatif terkait isu Papua yang berhasil diidentifikasi, divalidasi dan diverifikasi hari ini.
“Ke-33 items serta 849 URL konten hoax
dan provokatif tersebut disebarkan ke ratusan ribu pemilik akun media sosial Facebook, Instagram, Twitter dan Youtube,†tambahnya.
Kementerian Kominfo RI mengimbau para warganet di seluruh Tanah Air untuk tidak ikut-ikutan mendistribusikan dan mentransmisikan informasi elektronik yang masih diragukan kebenarannya atau yang terindikasi hoax atau hasutan yang dapat menimbulkan kebencian dan permusuhan berdasarkan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: